LOOKING FOR LOVE ❤
Part 1
Empat orang cewek berjalan beriringan memasuki sebuah tempat makan yang berada tak jauh dari kantor mereka. Empat orang ini adalah Nagita, Zefanya, Vanila, dan Echandra. Keempatnya nyaris selalu terlihat bersama saat jam makan siang seperti saat ini.
Empat orang ini adalah cewek-cewek jomblo yang kini tengah getol-getolnya mencari pasangan karena umur mereka yang tak lagi muda dan tuntutan orang-orang sekitar mereka yang terus menanyakan pasangan mereka. Maklumlah usia mereka berkisar antara 28 dan 29 tahun, jadi banyak yang menanyakan kapan mereka akan menikah.
Walaupun sebenarnya mereka tak terlalu perduli, namun tetap saja risih jika ditanyai 'kapan nikah?' Terus.
Mereka duduk tak jauh dari pintu masuk kemudian dengan cepat memesan makanan mereka. Lalu menceritakan ini itu, mulai dari pekerjaan hingga masalah pasangan yang sepertinya begitu jauh dari mereka. Padahal jika dilihat-lihat mereka berempat ini cukup cantik dan menarik.
Misalnya Nagita, dia memiliki wajah yang cantik dan baby face, rambut bergelombangnya berwarna dark brown dan panjang hingga punggung. Nah, yang kurang dari Nagita hanyalah tinggi badannya yang bahkan tak sampai 160 cm. Tinggi Nagita hanya 156 cm, itu membuat Nagita selalu menggunakan heels setidaknya 5cm. Baginya lebih baik tidak menggunakan make up dari pada tidak mengenakan heels.
Tiga lainnya juga tak kalah cantik. Intinya mereka tidak memelukanlah jika dibawa kondangan. Tapi entah mengapa sepertinya para cowok diluaran sana enggan mendekat kemereka.
"Cakep! Arah jam dua! Kemeja coklat." Ucap Zefanya tiba-tiba sambil tersenyum namun tetap memakan makanannya dengan tenang.
"Wiihh! Zefa kalau cowok cakep cepat ya!" Ucap Vanila setelah melihat cowok yang dimaksud Zefanya.
"Baru liat. Kantor mana nih kita-kira?" Timpal Nagita sembari memutar-mutar garpu untuk memakan pastanya.
"Paling sekitaran sini." Tambah Echa acuh karena lebih fokus pada layar smartphone miliknya. Nah kalau Echa ini entah kenapa paling anti sama cowok yang pakai kaca mata, jadi dia biasa saja melihat cowok itu.
Target baru!
Zefanya dan Nagita kembali mencuri pandang pada laki-kali berkacama itu. Laki-laki itu bisa di bilang memiliki penampilan bagus, sehingga tak akan memalukan jika dibawa undangan. Tampangnya menarik, tidak terlalu ganteng sih tapi cowok itu seperti punya auranya sendiri. Apalagi dengan kacamata yang bertengker dihidungnya yang mancung.
Penampilannya juga oke, cowok itu menggunakan slimfit coklat yang menampilkan bentuk tubuhnya yang tegap dan berotot. Zefanya dan Nagita tidak bisa memastikan seberapa besar otot atau kotak diperut cowok itu, tapi mereka yakin cowok itu memilikinya.
"Gue kasih nilai 86 buat tampang plus penampilannya. Tapi gue ragu cowok kayak dia belum taken." Ucap Zefanya setelah mengamati cowok itu.
"Yaa. Gue sependapat sama Zefa. Samperin. Siapa berani? Sepik-sepik dikit lah, kali aja nyantol." Ucap Nagita sembari tersenyum penuh arti.
"Kayaknya jangan sekarang deh. Dia makannya buru-buru gitu," Ucap Vanila.
Seperti yang Vanila katakan bahwa cowok itu sedang buru-buru. Cowok itu memasukkan suapan terakhirnya lalu meminum minumannya dengan cepat lalu mengangkat ponselnya yang berdering minta diperhatikan.
"Hallo..." ucap cowok itu pada orang disebrang sana sambil berjalan kearah pintu keluar.
Melihat itu Nagita menatap taman-temannya dengan senyum jahil terukir dibibirnya. "Lihat dan perhatikan. Gue pastikan dapat namanya." Nagita lalu bangkit dari duduknya tepat saat cowok itu melewati meja mereka.
"Ouch!"
"Duh... sorry sorry mbak." Ucap Cowok itu sembari memegangi tangan Nagita karena nyaris jaruh.
"Eh... iya. Saya juga tadi nggak liat-liat." Ucap Nagita yang perlahan melepaskan genggamannya pada lengan cowok.
"Sekali lagi maaf mbak. Saya permisi dulu." Ucap cowok itu lalu akan melangkah pergi tapi sayangnya jam tanggan yang digunakanya menyangkut dengan jam yang digunakan cowok itu.
"Eh... eh.. mas. Nyangkut." Ucap Nagita.
Takdir Cinta Captain
Kamis, 11 Januari 2018
LOOKING FOR LOVE ❤
"Mencari pasangan hidup itu bukan pekarah mudah. Mencari pasangan hidup itu nggak segampang membalikkan telapak tangan. Mencari pasangan hidup itu susahnya kayak nyari jarum jahit di tumpukan rumput yang buat makanan sapi. Susah! Nggak percaya? Gih sana coba!"
~Nagita Shakayla Nazla~
Nagita juga punya lima kriteria cowok idaman. Kalau cowok yang nantinya jadi pendamping hidup Nagita punya kelima itu, berarti hidupnya sempurna. Nah lima kriteria itu tak bukan dan tak lain adalaaaaah :
1. Tampang oke, nggak harus ganteng-ganteng banget yang penting nggak malu-maluin kalau dibawa kondangan.
2. Penampilan mendukung, percuma tampang oke kalau tatanan rambutnya belah tengah terus lepek. Iyuuhh!!
3. Sholatnya nggak tinggal, mau jadi apa dia punya imam yang sholatnya bolong-bolong?
4. Ini yang paling penting! Belum taken! Percuma kalau menuhi semua kriteria tapi udah jadi punya orang.
5. Nggak posesif dan suka ngatur. Ini zamannya emansipasi wanita, males banget kalau harus terus berada di bawah keteknya laki-laki!
Teruntuk cowok yang sekiranya memenuhi kriteria segeralah mendekati Nagita. Deketin aja dulu, kalau cocok lanjut. Kalau enggak kan bisa jadi temen. Memperbanyak temen itu nggak dosa kok 😊
.
.
.
.
"Nyari istri ya? Susah mak! Nyari cewek yang mau sama gue itu susah bangeet, ibarat susahnya itu kayak mecahin persamaan Hemlholtz yang setelah 30 tahun baru bisa dipecahkan."
~Raffi Aldebaran~
Sesusah apapun nyari pasangan, Raffi tetap punya kriteria cewek impiannya. Yang nomer tiga sama nomer empat ini yang susah nyarinya.
1. Nggak bawel! Raffi udah terlalu pusing dengerin ocehan bosnya dikantor nggak perlu ditambahi ocehan cewek lagi.
2. Seiman! Mau tampangnya secantik dewi yunani atau bodynya sebohay Kim Kardashian sekalipun tetep aja kalau nggak seiman percuma!
3. Nerima keadaan Raffi yang udah punya dua bontot yang pastinya akan selalu ngintilin dia dimana aja, kapan aja dan sampai kapanpun.
4. Bisa ngurus anak dan tahan sama dua bocah yang sekarang udah jadi buntunya itu.
Teruntuk cewek-cewek yang nggak masalah deket sama cowok yang udah punya dua buntut, silahkan mendekat. Lagi cari istri sekaligus sosok ibu! Coba deh deket sama Raffi, walaupun udah ada dua buntut Raffi masih gaul kok. Nggak percaya? Silahkan buktikan sendiri.
.
.
.
Udah, segitu aja dulu, ntar kalau responnya bagus aku lanjuuuutt 😃😃😃
"Mencari pasangan hidup itu bukan pekarah mudah. Mencari pasangan hidup itu nggak segampang membalikkan telapak tangan. Mencari pasangan hidup itu susahnya kayak nyari jarum jahit di tumpukan rumput yang buat makanan sapi. Susah! Nggak percaya? Gih sana coba!"
~Nagita Shakayla Nazla~
Nagita juga punya lima kriteria cowok idaman. Kalau cowok yang nantinya jadi pendamping hidup Nagita punya kelima itu, berarti hidupnya sempurna. Nah lima kriteria itu tak bukan dan tak lain adalaaaaah :
1. Tampang oke, nggak harus ganteng-ganteng banget yang penting nggak malu-maluin kalau dibawa kondangan.
2. Penampilan mendukung, percuma tampang oke kalau tatanan rambutnya belah tengah terus lepek. Iyuuhh!!
3. Sholatnya nggak tinggal, mau jadi apa dia punya imam yang sholatnya bolong-bolong?
4. Ini yang paling penting! Belum taken! Percuma kalau menuhi semua kriteria tapi udah jadi punya orang.
5. Nggak posesif dan suka ngatur. Ini zamannya emansipasi wanita, males banget kalau harus terus berada di bawah keteknya laki-laki!
Teruntuk cowok yang sekiranya memenuhi kriteria segeralah mendekati Nagita. Deketin aja dulu, kalau cocok lanjut. Kalau enggak kan bisa jadi temen. Memperbanyak temen itu nggak dosa kok 😊
.
.
.
.
"Nyari istri ya? Susah mak! Nyari cewek yang mau sama gue itu susah bangeet, ibarat susahnya itu kayak mecahin persamaan Hemlholtz yang setelah 30 tahun baru bisa dipecahkan."
~Raffi Aldebaran~
Sesusah apapun nyari pasangan, Raffi tetap punya kriteria cewek impiannya. Yang nomer tiga sama nomer empat ini yang susah nyarinya.
1. Nggak bawel! Raffi udah terlalu pusing dengerin ocehan bosnya dikantor nggak perlu ditambahi ocehan cewek lagi.
2. Seiman! Mau tampangnya secantik dewi yunani atau bodynya sebohay Kim Kardashian sekalipun tetep aja kalau nggak seiman percuma!
3. Nerima keadaan Raffi yang udah punya dua bontot yang pastinya akan selalu ngintilin dia dimana aja, kapan aja dan sampai kapanpun.
4. Bisa ngurus anak dan tahan sama dua bocah yang sekarang udah jadi buntunya itu.
Teruntuk cewek-cewek yang nggak masalah deket sama cowok yang udah punya dua buntut, silahkan mendekat. Lagi cari istri sekaligus sosok ibu! Coba deh deket sama Raffi, walaupun udah ada dua buntut Raffi masih gaul kok. Nggak percaya? Silahkan buktikan sendiri.
.
.
.
Udah, segitu aja dulu, ntar kalau responnya bagus aku lanjuuuutt 😃😃😃
Selasa, 02 Januari 2018
*Takdir Cinta Captain*
#part26
▽▲▽▲
Raffi Pov*
Apakah bisa aku menjabarkan perasaan ku kalii ini?
Aku rasa tidka bisa menjabarkan sebegitu detailnya kalau aku merasakan kebahagiaan yang aku rasaakan saat ini. Bagaimana tidak Gigi menjemputku dibandara Bukan bukan itu yang membuat aku sebahagia ini tapi Dia bersama jagoanku ya jagoanku sedang tumbuh di Rahimnya. Usaha ku dan Gigi tidak sia sia. Hehe
Dan aku simpulkan kejadian dan sifat aneh Gigi akhir akhir ini karena dia hamil? mau tau bagaimana reaksi kedua keluarga kami saat mengetahui Istriku sedang hamil? Bahagia luar biasa. Mereka mengucap Syukur dan wejangan wejangan mulai aku dapatkan dari mereka.
Gak boleh buat Istri nangis!
Apapun yang Istri kamu minta kamu harus turutin kalo enggak kamu mau anak kamu ileran?
Harus jadi suami dan calon Ayah siaga!
Kalau sampai Gigi nangis karenamu akan aku Bawa pulang anakku!
Ohh setiap hari aku mendengar kata kata itu dari mulut Mereka. Mereka pikir aku tidka bisa menjaga istri dan calon anakku apa? Apalagi omongan Terakhir yang aku dengar.
KALAU SAMPAI GIGI NANGIS KARENAMU AKAN AKU BAWA PULANG ANAKKU!
Oh God Tega sekali Mertuaku memberi aku ancaman seperti itu? Well , aku akan buktikan kalau aku bisa menjaga Istriku dengan baik tanpa air mata kesedihan tapi air maya kebahagian. Pegang Janji Ku!
Saat usia kandungannya 1 bulan , 2 bulan aku tidak begitu Direpotkan oleh ngidamnya Paling dia meminta agar aku mengusap perutnya saat akan tidur dan selalU meminta untuk di Bacakan Dongeng 'Putri Raja' saat dia tidur. Hal yang mudah bukan?
Tapi saat usia kandungannya memasuki bulan ke 3 aku dibuat pusing oleh Ngidamnya yang aneh itu bagaimana tidak Aku disuruh memakai pakaian badut dan di Make Up , Nyanyi Nyanyi gak jelas didepan dia dan yang paling membuat aku kesal adalah saat Dia meminta ku agar aku memakai Dress nya dan aku di Make Up menjadi seorang wanita. Di pakein Wig , lipstik , bedak ,bulu mata , dan apalah itu. Sungguh Posisi ku menjadi seorang Captain Pilot Ganteng luntur dalam satu hari. Untung saja Cinta kalau tidak sudah aku tendang dia.
Dan satu lagi yang membuat aku harus bisa membuat dia percaya padaku. Saat aku akan Flight pasti dia menuduhku dengan tuduhan Murahannya. Dia pasti akan sangat sulit jika melepaskan ku pergi Flight kecuali aku Flight bersama Indra. Selama hamil dia sangat pencemburu dan juga curiga kepadaku.
Kamu selingkuh?
Kamu udha gak cinta sama aku?
kamu mau cari wanita lain?
Awas aja kalau kamu ketauan selingkuh anak aku bakal manghil kamu Om!!
Jika mengingat tuduhannya aku bisa saja terkikik geli daa juga kesel. Emang iya kalau Ibu hamil Seposesif dan menjadi sangat pencemburu begitu? kira kira dia sedang apa di Indonesia sana? Apa jagoanku merepotkan Mommy nya? Pasti tidka jagoanku tidak akan merepotkan Mommy nya kok. Dia Anak yang hebat.
Flashback On
"Sayang aku berangkat ya" pamitku pada gigi saat pagi itu ia sedang memasak didapur. Selama hamil dia senang memasak.
"Kamu mau kemana emang?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Pan didepannya. Ini nih satu lagi sifatnya Pe-Lu-Pa
"Loh aku kan mau Flight ke dubai 5 hari bukannya aku udah bilang sama kamu semala" ucapku duduk di mini bar dan menuangkan air putih kegelas ku.
"Kamu flight bareng siapa?" Tanyanya penuh curiga . Memandagku dengan tajam tepat di manik mataku.
"Sayang aki flight ke dubai 5 hari , aku satu team sama Indra dan Dio Aku gak bakal selingkuh , jauhin kamu , cari wanita lain , aku akan terus ngabarin kamu. Cukup?" Tanyaku dan dibalas anggukan oleh Gigi.
"Yaudah eh Ffi" rengeknya manja. Siap2 kau Captain apalagi yabg akan istrimu minta padamu.
"Ya sayang ada apa lagi?" Tanyaku . Gigi pun berjalan mendekatiku dan merangkul lenganku manja
"Kamu gak usah Flight dong aku pengen kamu nemenin aku Chek Up ke dokter kamu belum pernah nganter aku kan ffi , kamu gak mau tau perkembangan anak kita?"ucapnya dengan nada bergetar. Aku menghela nafas. Jujur saja aku juga ingin menemani istriku dan anakku tapi hanya saja jadwalnya yang selalu bertabrakan dnegan jadwal flight ku.
"Sayang maafin aku ya Gimana kalau bulan depan kita atur jadwalnya biar gak tabrakan dama jadwal flight aku ya" ucapku lembut. Mendekap tubuhnya erat dalam tubuhku.
"Maaf" ucapku lirih mendekap lebih erat Gigi dalam pelukanku.
"Udah gak papa yaudah sana kalau mau berangkat oh iya aku mau ngajak Pita tidur disini ya selama kamu flight buat nemenin aku" ucapnya berusaha tegar.
Sebenarnya aku tau Gigi sangat ingin aku menemaninya tapi mau bagaimana lagii. Dan Aku dan gigi juga sudah pindah ke apartement lagii. Aku sedang membuat kejutan untuknya. Tunggu tanggal mainnya. :)
Flashback Off
Pikiranku terseret kembali saat mendengar pomsel ku berdering Ku lihat Nama yang tertera dilayar ponsel ku , aku tersenyum saat melihat nama istrikulah yang tertera disana "Bumil Sensitif"
"Hallo sayang"
"................."
"Iya sayang dua hari lagi aku pulang ya"
"................"
"Iya , pasti aku pulang untung kamu dan anak aku, aku juga udha beli"
"..............."
"Ya tunggu aku sayang"
Aku memasukkan kembali ponselku kedalam saku celanaku dan bergegas keluar dari hotel untuk menemui Indra dan juga Dio untuk makan siang bersama.
▽▲▽▲
Nagita pov*
Aku tercengang mendengar Cerita dari Pita, jadi waktu aku dan Raffi berangkat honeymoon Dia dan Indra dalam masa PeDeKaTe? Dan waktu aku mengantar Raffi ke bandara Mereka sudah meresmikan hubungan mereka? Bukannya dulu mereka kalau bertemu selalu ribut? Dan sekarang ah aku merasa ikut bahagia jika sahabatku ini bahagia betapa antusiasnya dia waktu cerita padaku.
"Lo kenapa baru cerita sama gue sekarang Pit?" Tanya ku pada Pita. Yang ditanya malah cengar cengir gak jelas
"Ya namanya jugA Surprise Gi" ucapnya.
"Oh iya Gi , gimana ngidam lo? Ga ngrepotin laki lo kan?" Tanya Pita mengusap perutku yang agak membuncit.
Aku memang menyuruh pita untuk menemaniku di apartement selama Suamiku Flight ke dubai. Dan dua hari lagi suami Tampan ku akan pulabg betapa tindunya aku dan calon anak kami padanya.
"Ya gitulah namanya juga orang ngidam hehe nyusahin dikit sih" ucapku menyengir.
"Oh ya Gi gue liat akhir akhir ini lo jarang ngeluh kepala lo sakit? Apa udha sembuh?" Tanya pita memeriksa kepalaku. Aku juga baru sadar iya aku bahkan sudaa tidka pernah merasakan sakit dikepalaku lagi. Aku juga bingung
"Gue juga bingung Pit tapi sedari Raffi ngucapin kalau dia Cinta sama gue, gue juga gak pernah sakit lagi dan gue pernah dateng kedokter kan wkatu itu..."
Flashback On
"Dok bagaiman keadaan penyakit saya?" tanya Ku pada dokter Riana
"Oh Gi saya juga bingung tapi juga bersyukur dalam pemeriksaan yang saya lakukan tadi saya sudah tidka menemukannya lagi Gi dan sepertinya kamu sudah sembuh" ucap dokter Riana. benarkah aku sudha sembuh? Tapi kenapa bisa seajaib ini?
"Tapii kok bisa dok? Bukannya pemeriksaan terakhir mengatakan kalau penyakit saya berlanjut?" Tanyaku bingung
"Mungkin ini juga faktor kamu tidak pernah memikirkan hal yang membuat kepalamu berat Gi. Apa kamu bahagia dan apa kamu sudha tidka memiliki beban yang begitu berat?"
"Saya rasa itu juga merupakan salah satu penyebab penyembuhan mu Gi" lanjut dokter riana. Benarkah aku sudah sembuh? Aku kira aku akan bernasib seperti kakek.
"Tapi kemungkinan besar jika kamu membebani pikiran yang mambuat nya Berat dan tertekan bisa jadi akan kembali lagi jadi saya harap kamu bisa mengurangi beban fikiran mu Gi" nasehat dokter riana
"Baik dok terima kasih selama ini telah membantu saya " kujabat tangan dokter riana dan segera pulang.
AKHIRNYA AKU SEHAT!
Flashback off.
"Wah selamat Gi akhirnya lo sembuh juga..." pekik Pita memelukku erat.
"Tapii....." ucapku menggantung. eits jangan marah sama aku mara sama author nya. Hehe
******
Yahh gantung lagii hehe .. maaf ya part ini sungguh tidak jelas. Gak dapet feel nya . Garing kaya di padang pasir :)
Udahlah jangan lupa like sama koment nya okey
"Sayang maafin aku ya Gimana kalau bulan depan kita atur jadwalnya biar gak tabrakan dama jadwal flight aku ya" ucapku lembut. Mendekap tubuhnya erat dalam tubuhku.
"Maaf" ucapku lirih mendekap lebih erat Gigi dalam pelukanku.
"Udah gak papa yaudah sana kalau mau berangkat oh iya aku mau ngajak Pita tidur disini ya selama kamu flight buat nemenin aku" ucapnya berusaha tegar.
Sebenarnya aku tau Gigi sangat ingin aku menemaninya tapi mau bagaimana lagii. Dan Aku dan gigi juga sudah pindah ke apartement lagii. Aku sedang membuat kejutan untuknya. Tunggu tanggal mainnya. :)
Flashback Off
Pikiranku terseret kembali saat mendengar pomsel ku berdering Ku lihat Nama yang tertera dilayar ponsel ku , aku tersenyum saat melihat nama istrikulah yang tertera disana "Bumil Sensitif"
"Hallo sayang"
"................."
"Iya sayang dua hari lagi aku pulang ya"
"................"
"Iya , pasti aku pulang untung kamu dan anak aku, aku juga udha beli"
"..............."
"Ya tunggu aku sayang"
Aku memasukkan kembali ponselku kedalam saku celanaku dan bergegas keluar dari hotel untuk menemui Indra dan juga Dio untuk makan siang bersama.
▽▲▽▲
Nagita pov*
Aku tercengang mendengar Cerita dari Pita, jadi waktu aku dan Raffi berangkat honeymoon Dia dan Indra dalam masa PeDeKaTe? Dan waktu aku mengantar Raffi ke bandara Mereka sudah meresmikan hubungan mereka? Bukannya dulu mereka kalau bertemu selalu ribut? Dan sekarang ah aku merasa ikut bahagia jika sahabatku ini bahagia betapa antusiasnya dia waktu cerita padaku.
"Lo kenapa baru cerita sama gue sekarang Pit?" Tanya ku pada Pita. Yang ditanya malah cengar cengir gak jelas
"Ya namanya jugA Surprise Gi" ucapnya.
"Oh iya Gi , gimana ngidam lo? Ga ngrepotin laki lo kan?" Tanya Pita mengusap perutku yang agak membuncit.
Aku memang menyuruh pita untuk menemaniku di apartement selama Suamiku Flight ke dubai. Dan dua hari lagi suami Tampan ku akan pulabg betapa tindunya aku dan calon anak kami padanya.
"Ya gitulah namanya juga orang ngidam hehe nyusahin dikit sih" ucapku menyengir.
"Oh ya Gi gue liat akhir akhir ini lo jarang ngeluh kepala lo sakit? Apa udha sembuh?" Tanya pita memeriksa kepalaku. Aku juga baru sadar iya aku bahkan sudaa tidka pernah merasakan sakit dikepalaku lagi. Aku juga bingung
"Gue juga bingung Pit tapi sedari Raffi ngucapin kalau dia Cinta sama gue, gue juga gak pernah sakit lagi dan gue pernah dateng kedokter kan wkatu itu..."
Flashback On
"Dok bagaiman keadaan penyakit saya?" tanya Ku pada dokter Riana
"Oh Gi saya juga bingung tapi juga bersyukur dalam pemeriksaan yang saya lakukan tadi saya sudah tidka menemukannya lagi Gi dan sepertinya kamu sudah sembuh" ucap dokter Riana. benarkah aku sudha sembuh? Tapi kenapa bisa seajaib ini?
"Tapii kok bisa dok? Bukannya pemeriksaan terakhir mengatakan kalau penyakit saya berlanjut?" Tanyaku bingung
"Mungkin ini juga faktor kamu tidak pernah memikirkan hal yang membuat kepalamu berat Gi. Apa kamu bahagia dan apa kamu sudha tidka memiliki beban yang begitu berat?"
"Saya rasa itu juga merupakan salah satu penyebab penyembuhan mu Gi" lanjut dokter riana. Benarkah aku sudah sembuh? Aku kira aku akan bernasib seperti kakek.
"Tapi kemungkinan besar jika kamu membebani pikiran yang mambuat nya Berat dan tertekan bisa jadi akan kembali lagi jadi saya harap kamu bisa mengurangi beban fikiran mu Gi" nasehat dokter riana
"Baik dok terima kasih selama ini telah membantu saya " kujabat tangan dokter riana dan segera pulang.
AKHIRNYA AKU SEHAT!
Flashback off.
"Wah selamat Gi akhirnya lo sembuh juga..." pekik Pita memelukku erat.
"Tapii....." ucapku menggantung. eits jangan marah sama aku mara sama author nya. Hehe
******
Yahh gantung lagii hehe .. maaf ya part ini sungguh tidak jelas. Gak dapet feel nya . Garing kaya di padang pasir :)
Udahlah jangan lupa like sama koment nya okey
Sabtu, 18 Juni 2016
*Takdir Cinta Captain*
*****
Raffi Point Of View*
Tepat pada jam 00.30 dini hari aku dan istriku sampai di Rumah Bunda. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena memakan waktu sekitar 18 jam , Dan disinilah kami berada di kamar ku yang bahkan sangat jarang sekali aku Tempati. Tadi saat kami sudah sampai di Loby Apartement tiba2 saja Gigi meminta untuk pulang ke rumah Bunda. Dia merengek seperti anak kecil dan membuat aku mengindahkan Keinginan nya itu.
sebenarnya aku bingung dengan sifatnya yang memang agak aneh. Dia akhir2 ini selalu manja , marah2 gak jelas , pelupa , gak suka Dandan dan mintanya aneh2. Saat aku bercerita kepada Mami katanya itu tanda2 kalo Gigi hamil dan Jujur aku bahagia mendengar pernyataan itu dari Mami daa besok aku akan membawa Gigi ke Dokter untuk memeriksa nya.
Saat sudah sampai di Rumah Bunda, Bunda tadi sempat kaget saat melihat kami ada di rumahnya. Aku juga sempat kaget tumben sekali Ayah dan Bunda ada dirumah biasanya mereka juga sibuj dengan pekerjaannya.
"Sayaangggg" teriak Gigi dari dalam kamar mandi, untung saja kamarku ini kedap suara , jadi tidak akan ada yang mendnegar teriakan nya. Ini salah satu sikap nya yang berbeda. Dia sering sekali kalau manggil pasti teriak walaupun pake embel embel Sayang.
"Iya kenapa?" Ucapku di balik pintu.
"Baju ku mana? Apa ada di kasur? Apa masih ada di Koper?" Tanyanya aku menghela nafas bukankah tadi dia sudah bawa ke dalam kamar mandi?
"Sayang bukannya tadi kamu udha bawa kedalem coba liat digantungan baju" ucapku
"Iya ada tapi bukan ini" aku mengernyit bingung. Dia yang memilih baju sendiri dan dia pula yang gak mau memakainya?
"Lalu mau pake baju apa sayang? Mau pake yang mana biar aku cariin" ucapku
"mau pake baju yang kamu pake sekarang!" Ucapnya, aku berjengit kaget apa2 an dia kenapa senang sekali membuat suaminya susah?
"Sayang ini baju kotor lagian kan udha ada baju kamu didalem kan?" Ucapku lembut. Dan astaga dia menangis? Kenapa dia sensitif sekali!
"Baiklah baik aku akan mengganti pakaian ku sekarang!" Aku pun bisa mendengar tawa cekikikannya dan aku pun bergegas mengganti kemeja ku ini dengan kaos polos hitam ku dan menyerahkan kemeja ku pada Gigi.
Setelah menyerahkan baju nya aku kembali berbaring diranjang dan aku mengarahkan kepalaku saat mendengar decitan pintu dan aku yakin pasti Gigi yang keluar dari kamar mandi dan Sumpah demi apapun saat ini aku ingin tertawa sekeras2 nya karena melihat pakaian Istriku.
Kalian tau Istriku memakai pakaian apa.? Dia memakai kemeja ku yang sangat kebesaran jika dipakai ditubuh nya yang agak mungil itu. Dia memakai celana pendek dan bahkan celana nya saja tertutup dengan Kemaja ku. Oh astaga ada ada saja tingkah istriku inii.
"Sayang kamu ngetawain aku? Kamu jahat!" Dan sukses itu membuat aku berenti dan beranjak dari tidur ku dan mendekat kearah Tempat istriku berdiri dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Nangis lagii
"Sayang aku gak ngetawain kamu kok" ucapku mencoba mendekap nya namun dia menepisnya. Akan susah untuk membujuknya.
"Boong tadi kamu ngetawain aku. Aku jelek? Ku udha gan cantik lagi? Kamu mau selingkuh? Kamu mau ninggalin aku?" Serentetan tuduhan yang sudah sangat biasa aku dengar dari mulutnya itu. Aku mengehela nafas dan menjauhkan tangannya yang menutupi wajahnya
"Enggak aku gak pernah mau ninggalin kamu. Kamu wanita yang berharga buat aku dan kamu juga yang udah bikin tempat dihatiku penuh tanpa tersisa. Cuma ada nama kamu gak ada yang lain percaya? Sekarang tidur ya" jelasku dan dia pun mengangguk aku pun langsung mengajak di untuk ke ranjang dan segera istirahat.
Huueeekkkk
Saat kami sudah ada di atas kasur tiba2 saja Gigi berlari ke Kamar mandi dan berusaha Menumpahkan semua apa yang keluar dari mulutnya namun yang keluar hanya lendir2 . Aku mengikutinya dan ikut memijat tengkuknya agar dia lebih mudah untuk mengeluarkan nya.
"Duh sayang kamu kenapa sih?" Ucapku khawatir sambil terus memijat tengkuknya. Setelah Gigi membersihkan nya dengan air aku pun langsung mengajaknya untuk kembali ke Kamar.
"Masuk angin kali ya Ffi" ujarnya.
"Duh mau aku ambilin Minyak kayu putih?" Tawarku dan dia pun menggeleng , Gigi memelukku dan menyandarkan Kepalanya didada bidangku.
"Gak perlu Ffi em.. besok kamu flight?" Tanya nya dan Astaga! Aku sampai lupa kalau besok aku harus flight ke Malaka dan aku sudha janji tadi kalau aku akan mengantarkannya ke Dokter besok bukan?
"Em... ya " ucapku dan kurasakan gigi menghela nafas. aku tau Gigi pasti kecewa.
"jadi besok kamu gak bisa nganter aku pergi ke dokter?" Tanya nya mendongakkan wajahnya menatapku dengan tatapan memohon. Aku jadi tidak tega untuk meninggalkannya.
"Sayang dengerin aku , Aku kan Flight nya berangkat Sore jadi siang aku masih bisa anter kamu yakan? Aku kerja buat kamu buat anak2 kita kelak , kalau aku gak kerja mau dikasih makan apa Istri sama anak2 aku nanti? Kamu mau kalau ada Berita Seorang Captain pilot yang ganteng luar biasa tidak pernah menafkahi istrinya. Kamu mau ada berita gitu?" Ucapku dan Kulihat Gigi terkekeh mendengar ucapanku.
"Kamu mah ada2 aja , yaudah gak ppa besok siang kamu anterin aku dulu ya?" Ucapnya dan aku pun mengangguk.
"Iya sayang yaudah sekarang tidur ya?"
Aku dan gigi pun akhirnya tidur dengan Gigi yang bersandar nyaman dalam pelukanku dan aku yang memeluknya erat. Sumpah demi apapun aku tidak akan pernah meninggalkannya dan aku juga tidak akan pernah menyakitinya. Hukum aku jika aku sampai menyia2 kannya.
*****
Nagita Pov.
"Jadi kamu gak bisa nganter aku?" Ucapku dengan tatapan memohon. Bagaimana bisa, Bukannya semalam raffi berjanji untuk mengantarkan ku ke dokter sebelum dia berangkat flight?
"Sayang mau gimana lagi ternyata Penerbangannya siang , yang sore itu yang flight ke Ambon. Aku minta maaf sayang" mataku memanas , bukan aku bukannya marah atau gimana sama raffi aku hanya ingin jika ini memang kabar bahagia dari dokter aku mau dia ada disampingku itu saja. Aku egois? Memang aku egois aku ngerti pekerjaan suamiku.
Satu tetes
Dua tetes
Tiga tetes
Air mataku mengalir bahkan menjadi sekarang mengalir deras, Raffi duduk dihadapanku menghapus air mataku. Dia tampan sekali memakai seragam Captainnya. Aku jadi merasa kasihan.
"Yaudah gak ppa aku bisa pergi sendiri" ucapku mengusap pipinya sayang.
"Jangan sendiri dong sayang, ajak pita ya kamu jangan pergi sendirian" ucapnya dan aku pun mengangguk dan memeluknya. Rasanya akhir akhir ini aku ingin sekali bermanja2 ria dengan suami tampanku ini. 4 hari tanpa nya nanti aku pasti akan sangat sulit untuk tidur.
"Yaudah aku anter yuk " ucapku mmenghapus air mataku dan menyeret kopernya sedangkan Raffi menggandeng tanganku dan yang satu lagi membawa topi kebanggaannya.
"Kamu udah telvon pita?" Tanya nya dan aku pun mengangguk smmbil kita memasuki mobil.
"Udah dan kita akan ketemuan di Bandara" ucapku menyandarkan kepala ku di dada bidangnya saat kami sudha memasuki mobil jok dibelakang.
"Kok dibandara? Emang pita ngapain kebandara?" Ucapnya aku menggedikkan bahuku tak tau aku memeluknya erat dan mencium dadanya sayang.
"Kamu kalau udha disana hati2 ya jangan lupa makan , istirahat , satu lagi jangan pernah tertarik untuk melirik bule2 disana dan jangan pernah ngliatin orang yang pake baju kekurangan bahan. jaga hati kamu untuk aku , jaga mata kamu untuk aku , jaga tubuh kamu untuk aku , jaga smeuanya untuk aku" ucapku panjang kali lebar.
"Pasti sayang"
****
Aku dan Raffi memasuki Bandara. Aku perhatikan semua mata sedang mengamati kami , aku liat ada tatapan kagum , dan juga tatapan kelecewaan? Ya mungkin kecewa bagaimana tidak Captain yang katanya Dingin , berkarismatik ini memasuki bandara dengan tangannya yang tak pernah lepas dari pinggangku?
"Nagita Istrinya captain Handsome" teriak seseorang dan 1000% aku pastikan itu pasti suara sahabatku siapalagi selain Pita aku dan Raffi menoleh ke asal suara dan benar saja Pita sedang berjalan ke arah kami dan Wait! Indra? Pita bersama Indra dengan Tangannya menggenggam erat tangan Pita.
"Hay Captain bagaimana honeymoon nya lancar?" Tanya Indra sembari salaman dengan Raffi ala ala laki2.
"Lancar dan aman" ucap raffi
"Sayang , aku masuk ya kamu nanti kabarin aku ya, aku sayang kamu" Raffi mencium kening lu dan memelukku erat.
"Aku juga sayang kamu , lebih" ucapku mengeratkan pelukan. Lalu raffi pun masuk kedalam bersama Indra lalu aku dan Pita pun segera pergi ke dokter.Bos e!!,!,
****
"Bagaimana dok?" Tanyaku pada dokter Febri.
"Selamat bu dirahim ibu sedang tumbuh jagoan anda" ucap dokter febri , mataku terbelalak sempurna. Apa aku salah dengar? Tidak aku tidak mungkin salah denger bukan? Terima kasih tuhan
"Sa...saya hamil dok?" Ucapku dan di angguki oleh dokter febri.
"Alhamdulillah Gi lo hamil" Pita langsung memelukku dan saat itu juga air mata kebahagian ku jatuh tanpa aba2
Raffi aku hamil , dirahimku ada anak kita yang sedang tumbuh Ffi. Sayang aku tunggu kamu pulang. Ucapku dalam hati
"Gue hamil Pit?" Ucap ku parau
"Iya lo hamil selamat ya , raffi pasti seneng denger berita inii" ucap pita dan akupun mengangguk.
"Ibu tolong jaga kandungannya jangan terlalu capek, dan jaga kesehatannya" ucap dokter febri
"Terima kasih dok saya permisii"
****
Hari ini Raffi akan pulang dan aku juga sudha bersiap untuk menjemputnya. Aku sengaja tidak memberitahukan padanya aku ingin memberikan surprise kepada suamiku.
"Sayang kita jemput daddy yaa" ucapku mengelus perut ku yang masih rata.
"Sayang kamu mau jemput Raffi?" Tanya bunda saat aku turun ke bawah
"Iya bun, gigi berangkat dulu ya kayaknya 30 menit lagii pesawatnya landing bun" ucapku mencium punggung tangan bunda.
"Hati2 ya sayang jagain cucu bunda disini" ucap bunda sembari mengelus perutku dan aku pun mengangguk.
Aku pun langsung memasuki mobil dan mang didit pun mengantarku ke bandara . aku sudah tidak sabar ingin cepat cepat bertemu dengan suamiku tercinta.
Akhirnya aku sampai juga di bandara aku memasuki banda dengan senyum yang tak pernah luntur dari sudut bibirku. Aku menyipitkan mata saat melihat lelaki tampan dengan Seragam captainnya sedang tersenyum kearahku.
"Hay sayang aku kangen" rengek suamiku dan memelukku erat.
"Aku juga kangen sayang,"
"Kamu kok sendiri gak sama pita?" Ucap Raffi dan aku pun menggeleng
"Aku gak sendirii aku berdua kok" ucapku Raffi mengedarkan pandangannya mencari siapa yang bersama ku aku tersenyum geli dan menangkup wajahnya agar berhenti celingukan.
"Sayang, kamu ngapain cari kesana kesana orang aku disini"
"La tadi katanya kamu berdua sama siapa? Oh kamu sama bunda? Apa sama siapa sayang?" Aku terkekeh melihat kebingungan suamiku.
Aku menggenggam tangannya dan mengarahkan tangannya keperutku.
Aku menggenggam tangannya dan mengarahkan tangannya keperutku.
"Aku bersama dia" Ucapku dan Raffi dia terlihat begitu bingung dan juga kaget.
"Ka .. kamu hamil??" Aku mengangguk dan sedetik kemudian aku sudah berada dalam pelukannya.
"Alhamdulillah, hay sayang baik2 disana ya jangan buat Mommy susah okey" aku terkikik geli saat raffi berjongkok dihadapanku hingga posisi nya sejajar dengan perutku dan seolah olah sedang berbicara dengan anakku.
"Udha kita pulang yuk" ajakku
****
Kamis, 16 Juni 2016
*Takdir Cinta Captain*
****
Nagita Pov.
Tiara! Kenapa ada rasa tidak suka saat Raffi menyebutkan nama itu? Entahlah, aku juga tidak tau mungkin karena masa lalu nya bersama Raffi yang membuat aku sedikit muak mendengar namanya. Stop Gigi! Aku tidkk boleh seperti itu biar bagaimana pun dia hanya seorang Mantan dari Suamimu!
Entahlah apa yang aku liat dari sini Pemandangannya yang begitu indah tapi aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua fikiran ku teringat percakapanku bersama Chiko Siang tadi.
*Flashback On
Aku , Jane dan juga Chiko saat ini sedang berada di Cafe dekat apartement katanya Raffi akan menyusul karena dia sedang ada urusan bersama Teman seorang Captain disini. Ini adalah hari terakhir aku dan Raffi berada di Hawaii , kita bertiga ngobrol sambil menikmati minuman kita masing2.
"Eghem, Chiko" panggilku. Aku hanya ingin menanyakan apa yang mengganjal dihatiku selama ini.
"Ya ada apa kak?" Aku menatapnya.
"Em apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin. Apapun jawabannya nanti aku harus bisa menerimanya Toh sekarang Raffi adalah Suamiku. Dan selamanya akan menjadi Suamiku, Nagita.
"Silahkan kak, kau ini seperti sama siapa saja Ribuan pertanyaan pun akan aku jawab kalo aku sanggup" ucapnya menyengir. Aku hanya tersenyum tipis.
"Em dulu Raffi dan Tiara apa pacarannya lama?" Tanyaku menatapnya kulihat Chiko berdehem.
"Setau ku ya lama kak, emang kenapa kak?" Tanya nya. Aku menggeleng.
"Tidak, em apa kau tau kenapa Raffi dan Tiara memutuskan hubungan mereka? " tanya ku. Sebenarnya aku sudah pernah dengar cerita ini dari Mami tapi aku hanya ingin lebih tau lagi.
"Setau ku karena dulu Kak Raffi bekerja apa saja asal mendapatkan uang dan tidak pernah meminta pada Orang tuanya. Dan Tiara malu punya pacar kayak Kak Raffi. Aku pernah menasehatinya waktu itu kalau Tiara hanya mengincar Hartanya tapi Kak Raffi tak pernah mau mendengar Nasehatku sama Mami. Yang Kak Raffi tau hanya Membuat Tiara bahagia dengan kemewahan. Kak Raffi mah udha mandiri dari dulu. dan saat Tiara tau pekerjaan Kak Raffi dia langsung mutusin Kak Raffi dan pacaran sama Orang Lain yang lebih kaya. dan saat itu dengan cara apapun Kak Raffi berusaha untuk meminta tiara agar kembali lagi bersamanya. Kak Raffi pacaran sama Tiara berani membantah orang tua, berani melakukan apapun asal Tiara bahagia dan Tiara mau bersama lagi sama Dia. Hingga akhirnya dia putus asa karena Kak raffi tau kalau Tiara berhubungan yang tidaa semestinya dengan pacarnya kala itu. Sifatnya yang ramah , baik , hangat , penyayang berubah 180° Dia menjadi seorang lelaki yang Dingin, Cuek , Dan gak percaya lagi sama Yang namanya perempuan" jelasnya yang membuat aku sediikit tercengang. Aku tidak berniat untuk memotong penjelasannya.
"Dan sejak saat itu dia fokus sama Impiannya. Sekolah penerbangan di Amsterdam untuk meraih Cita2 nya sebagai seorang Captain. Menjadi Captain yang disegani disana dan sangat berpengaruh disana hingga akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke maskapai di Indonesia."
"Kalo soal perjodohannya bersama ku?" Tanya ku
"Soal perjodohan? Yang aku tau Dia sama sekali tidak mau menerima perjodohan itu karena menurutnya semua wanita sama hanya ingin hartanya dan ketenarannya saja. Emm...."
"Tidak papa jelaskan saja , aku hanya ingin tau chiko apa kau tidka mau menjelaskannya padaku?" Tanya ku
"okey! Kak Raffi menerima perjodohan ini karena Mami Popon. Karena mam popon yang selalu menyayangi Kak Raffi. Dan dia akhirnya mau menerima perjodohan nya sebenarnya aku juga tidak tau emm mungkin dia Terpaksa kala itu. Dan selebihnya aku tidak tau"
"Dan dia bertemu lagi sama tiara dan dia menjalin hubungan lagi dibelakangku saat dia sudah sak menjadi suamiku. Aku mencoba untuk seperti tidak pernah terjadi apa apa aku hanya ingin Raffi menyadari kalau yang dia perbuat itu salah. Dia bersikap dingin pdaku , cuek padaku dan tidka pernah menganggap aku ada aku bisa terima itu semua" tambahku dengan air mata yang menumpuk di pelupuk mataku. Memory ku tertarik kepada kejadian waktu itu di caffe kalian masih ingat kan? Betapa sakit nya hatiku waktu itu. Tiba2 saja dadaku sesak jika mengingatnya berpelukan dengan tiara.
"Dan aku yakin dia sekarang sudha berubah dia sudah mencintaimu kak, percayalah! Mungkin dia waktu itu khilaf dan aku yakin dia sangat mencintaimu , dan kau sudah berhasil mengembalikan sifat aslinya ! Aku mohon tetaplah bersama nya aku hanya ingin dia bahagia dna merasakan cinta yang tulus darimu." Ucapnya, aku menghela nafas kasar. Jujur aku sangat lah mencintai suamiku. Aku juga sudah merasakan ketulusannya padaku. Cara nya mencintaiku , caranya menyayangiku , caranya yang selalu membuat aKu bahagia. aku bisa merasakannya!
"Tapiii,,," entahlah sebenarnya masih ada satu masalah lagi, Soal perjanjian satu tahun. Apa itu masih berlaku?
*Flashback Off
Aku berjengit kanget dan Pikiranku pun tertarik kembali dari kejadian tadi siang saat tangan kekar milik suamiku melingkar sempurna di Perut rataku. Aku hanya diam mengelus tangan nya lembut .
Kurasakan Raffi memelukku erat dan mencium pundakku yang terekspose bebas. Aku membalikan badanku dan kulihat dia sedang tersenyun tulus padaku.
"Kenapa disini? Kita beres2 yuk? Besok kita pulang pagi" ucapnya dan aku hanya bisa mengangguk sembari tersenyum.
"Ffi"
"Ya"
"tiara"
"Sayang, kamu gak usah mikirin tentang Tiara lagi. kita peru fokus sama keuarga kita aja ya"
"Tapi,," Raffi meletakkan jari telunjuknya di bibirku. Aku mengerucutkan bibirku membuat dia terkekeh.
"Bukannya aku telah menjelaskannya semuanya? Dia hanya masalalu ku dan masa depanku adalah kamu. Kamu prioritasku apapun akan aku lakukan asal kamu bahagia. Jadi jangan pernah bicarain lagi ttg Tiara. " ucapnya
"Okey. Tapi satu lagi ffi" ucapku
"Apa lagi sayang?"
"Soal surat satu tahun?" Ucapku menatap matanya tajam
"Lupakan itu kesalahanku kemaren saat ini aku ingin hidup bersama mu bukan untuk satu tahun tapi untuk selamanya sampai mau memisahkan kita dan sampai rambut kita memutih. Jadi lupakan itu. Dan kita akan hidup selamanya. apa kamu mau hidup selamanya bersamaku?" Tanyanya
"Kenapa enggak?" Aku langsung memeluk raffi erat dan menenggelamkan wajahku di dada bidangnya menghirup aroma musk kesukaan ku darinya.
"ihh bau, mandi gih" ucapku menutup hidungku. Entah kenapa aku tidak suka ." ucapku
"Aku baru saja mandi sayang dan kau meminta aku untuk mandi lagi?" Ucapnya bingung.
"Yaudah ganti baju aja sana" ucapku
"Sayang kenapa ganti baju lagu ini masih harum kok biasanya juga kamu suka sama aroma tubuh ku." ucapnya Bingung.
""Udah sana kamu ganti baju. Oh kamu gak mau ganti baju? yaudah malam ini tidur disofa lagi." Sungutku kesal.
"Iya iya aku ganti baju sayang" raffi pun langsung mengganti baju.
"Nih udah" ucapnya aku pun menatapnya ihh aku melihatnya jijik kenapa dia pakai pakaian seperti itu.
"Ihh sayang kamu kok pake baju Hijau. Ahh gak suka" rengekku. Raffi mengernyit bingung. Aku saja bingung.
"Ganti lagii"
"Ya , cepet sana ganti" raffi pun mengganti bajunya. Dan aku membelalakkan mata saat dia kembali dihadapanku.
"Alay" ucapku mengomentari
"apa?"
"Kamu alay pake baju pink gitu kaya alay alay di tivi" ucapku menatapnya jijik
"Kamu yang aneh. Gak biasanya kamu gak suka sama parfum aku"
"Ihh kamu gak ganteng lagi deh ffi kayaknya bukan bajunya yang jelek tapi kamunya yang dekil" ucapku
"Jelek? Dekil?" aku menatapnya sambil mengangguk.
"Terserah deh. kamu mah hari ini aneh banget sih sayang kamu kenapa?"
"Aku juga gak tau , kamu malam ini jangan tidur di kasur tidur disofa" ucapku
"Apa?"pekiknya.
*****
entah Kenapa aku tidur tidka bisa nyenyak malam ini. Ku meraba kesampjng mencari tubuh suamiku agar aku bisa tidur. tiba tiba saja aku pengen dipeluknya. Namun aku tidak menemukan tubuh suamiku. aku membuka mataku dan ternyata raffi tidur disofa.
Mataku memanas kenapa rafgi tidur disofa apa dia tidak mau tidur berasama ku lagi? Apa dia udha gak cinta aku lagi? Air mataku luruh begitu saja tanpa aba aba. aku menangis sesenggukan hingga kulihat raffi mulai membuka matanya.
"Hey sayang kenapa nangis?" Raffi menghampiriku dan menghapus air mataku aku menepis tangannya.
"Kamu udha gak cinta lagi sama aku? Kamu gak mau tidur lagi sama aku?" Ucapku dan raffi pun menggeleng.
"Enggak sayang bukannya tadi kamu yang minta aku buat tidur di sofa?" Aku mengernyit bingung. Emang iya aku menyuruhnya untuk tidur disofa? Kurasa aku tidak menyuruhnya.
"Enggak aku gak nyuruh kamu."
"Yaudah iya iya terus kamu mau apa?"
"Aku mau tidur dipeluk sama kamu" ucapku manja dan raffi pun mengacak rambutku.
"Dengan senang hati istrinya captain yaudah ayo" akhirnya aku pun bisa tidur juga dengan adanya suamiku disampingku.
*****-
Sabtu, 11 Juni 2016
*Takdir Cinta Captain*
#part23
*****
Nagita Point Of View.
Tak tega rasanya melihat Raffi harus tidur di sofa ya walaupun bisa dibilang sofanya memiliki ukuran yang sedikit luas tapi tetap saja aku merasa kasihan. Sesekali ku liat ia mengganti posisinya kekanan dan kekiri kurasa ia tak nyaman dengan tidur disofa. Maafkan aku sayang.
Sampai semalam ini aku masih terjaga dalam tidurku. Jujur aku tidak bisa tidur pikiran ku melayang dimana saat aku mengatakan hal bodoh yang sangat bertentangan dengan Hatiku. 'CERAI'? Kata apa yang aku katakan waktu itu bukankah aku sudah berjanji jika dalam keadaan apapun aku akan tetap berada di samping nya? Tapi kenapa aku harus mengatakan hal Bodoh seperti itu? Ya Tuhan maafkan aku, Raffi aku harap kamu tidak menyanggupi keinginan ku itu , aku hanya terbawa emosi saja saat itu.
'Kalau kamu tidak mau berjuang untuk mempertahankan Rumah Tangga kita , biarkan aku berjuang sendirii'
Aku menetesman air mataku, Mami maafkan aku yang telah mengatakan CERAI kepada Raffi aku telah mengingkarii Janjiku padamu. Tapi aku yakin Raffi tidak akan melakukan itu. Aku bodoh! Kenapa aku bisa bicara seperti itu?? Aku istri durhaka.
"Hey sayang kamu belum tidur?" Suara itu berhasil menyeret kembali kesadaran ku. Suara itu aku hafal suara itu Raffi suami yang sangat aku Cintai. Sejak kapan dia ada disampingku?
"Kau kenapa? Kamu menangis? Ya tuhan, sayang kanu kenapa? Hey?" Raffi menangkul wajahku dengan tangan halusnya, kedua ibu jarinya menghapus air mataku. Aku menatap mata hitam legam nya, tatapan yang meneduhkan. Aku semakin merasa bersalah.
"Aku tidak papa" ucapku lirih. Tapi kenapa terdengar Ketus? Ya tuhan kenapa setiap kali aku menatap Mata hitam legam itu terbayang saat Raffi dan Tiara.... arghh apa kalian tanya aku cemburu? Jawabannya adalah YA . Kalau boleh aku Egois sekali saja aku ingin Raffi menjauhi Tiara, Tika dan wanita wanita yang menggodanya. Dia milikku daa selamanya akan menjadi milikku NAGITA PRISILLIA AL FAKHRIZI!!
"Yasudah biar ku bantu kau tidur cepat sudah larut malam katanya besok mau pulang" Raffi menarik selimut hingga menutupi tubuhku sampai sebatas Leher. Perhatian sekali suamiku ini. Maaf , Maaf kan aku sayang.
"Selamat malam" Raffi mengecup keningku lama dan dalam, aku menutup mataku saat merasakan Bibir tipis itu menempel sempurna di Keningku. Raffi pun kembali melangkah ke Sofa tiba tiba saja tanganku menahannya. Hingga dia membalikkan badannya menatapku.
"Kenapa?" Tanyanya. Bodoh! Bukannya aku sedang marah padanya? Tapi kenapa aku menahan tangannya? Jantung ku ada apa dengan jantungku aku bahkan tidak punya riwayat penyakit jantung tapi kenapa sekarang jantungku berpacu 2x lipat lebih cepat? Aku melepaskan tanganku dari lengannya. Aku tergagap , grogi daannn aku maluu.
"Makasih" ucapku seketus mungkin lalu menyembunyikan wajah meronaku di balik selimut, kudengar Raffi terkikik, ah betapa malunya aku?? Ku tajamkan pendengaranku saat langkah kaki Raffi mendekat kearahku bukan ke arah sofa. Dan ranjang ini sedikit bergerat aku yakin Raffi sedang naik ke ranjang ini. Aku merasakan Raffi ikut menarik selimut dan mendekap tubuhku dari belakang hingga punggungku menempel sempurna di dadanya. Lagi2 jantungku berbuat ulah.
"Kalau mau minta ditemenin tidur bilang aja, gak usah malu , sama suami sendirii" Raffi kau sudah melunturkan semua kemarahanku dengan sikap manismu itu. Aku tersenyum tipis. Raffi menarik bahuku untuk menghadapnya.
"Pipimu merona sayang , ahh imuttt" Raffi mencubit pipiku tanpa ampun.
"Aww" aku menangkis tangannya yang masih asih mencubit Pipiku. Ahhh dasar Pipi Bodoh kenapa harus merona seperti itu? bikiin malu.
"Maaf maaf udah tidur aku akan menemani mu saat nanti kau sudah tertidur aku akan pindah ke Sofa lagii, kau kan sedang menghukumku" aku menggeleng cepat saat mendengar perkataan lirih Raffi. Aku tidka mau Raffi tidur di Sofa aku hanya mau Raffi tidur disini menemaniku!
Aku memeluknya erat sambil menggelang dalam pelukann ku. Raffi langsung membals pelukanku erat. Hangat , nyaman , damai , wangi aroma yang selalu aku suka dari dia Musk. Sangat menenangkan.
"Tidur disini" ucapku tegas.
"Baiklah baiklah ternyata istri ku ini tidak mau aku tinggal tidur sendiri? Bahagianya aku bisa menemanimu tidur" aku memukul pelan punggungnya.
"Stop menggodaku atau kau akan tidur di Sofa!" Ancamku mempererat pelukanku padanya.
"Kau mengancamku tapi kau sendirii yang memelukku seerat ini sayang?" Aku menatapnya dan ahh kebodohan yang aku perbuat banyak sekali. Stupid Gigi! Aku reflex merenggangkan pelukanku
"ehh kenapa di lepas? Peluk aku yang erat dan aku juga akan memelukmu dan akan selalu menajagamu selamanya. Aku akan berhenti menggodamu sayang" aku tersenyum , Raffi menarim tubuhku agar lebih dekat dengannya dan mendekapku erat.
Kalau ini hanya mimpi tolong jangan biarkan aku bangun tuhan aku akan terus bertahan tidur agar aku tidka kehilangan moment seperti ini. Ehh Stupid Gigi ini nyata bukan Mimpi!
******
Raffi dia sebenarnya kenapa? Pagi2 sudah menghilang saat aku bangun aku menemukan Raffi sudha tidka ada disampingku bukankah semalam semalam kita tidur diranjang yang sama? Ahh lelaki itu buatku pusing katanya mau pulang ke jakarya tapi ini malah ngilang.
Aku memutuskan untuk mandi. Setelah selesai mandi aku memakai pakaianku dan memasukkan pakaian ku dan Raffi kedalam koper. Aku memakai drees pastel se lutut tanpa lengan dan merias wajahku dengan bedang agak sedikit tebal untuk menutupi bekas tamparan yang dilakukan oleh Tika. Wajahku sudah seperti Cabe cabean memakai bedak setebal ini. Aku tidak suka memakai make up setebal inii. Raffi dia banyak sekali pakaiaanya hingga tidak muat di Koper. Kita hanya membawa satu koper dan itu berukuran sedang. Ahh terserah lah mungkin akan aku tinggal beberapa baju kita di apartement ini.
Saat aku sedang asyik memasukkan pakaian nya ke koper aku berjengit kaget saat sepasang tangan kekar itu memeluk ku dari belakang.Raffi aku snagat hafal dengan aroma tubuhnya. Aku membalikkan badanku tersenyum padanya tapi sedetik kemudian senyumku luntur begitu saja saat aku melihat wanita yang sudah menampar ku ada dibelakang kami dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hey sayang kamu kenapa?" Raffi meraih wajahku dan aku segera menepis kasar tangannya. Mood yang tadinya Sedang bagus2 nya sekarang mood ku kembali drop!
"Jangan sentuh aku" aku kembali menyibukkan diriku dengan pakaian pakaian yang ada di depanku ini. Raffi kembali memelukku dan mencium bahu ku yang terekspose karena aku memang menggunakan dres tanpa lengan.
"Aku mau memberitahumu sesuatu dan bisakah kamu mengjentikan aktivitasmu dulu?" Aku menatapnya jengah
"Apa?" Tanyaku singkat. Menatap wanita itu dengan marah. Marah? Tidka aku tidka marah aku hanya kecewa saja. Dia terlihat sangat lugu namun sayang sifatnya tak selugu kelihatannya.Ck
"Hy good morning Couple fenomenal Romanyunan mulu kalian berdua. Kak sudha aku siapkan semuanya" aku terkekeh geli mendengar suara sepupu Raffi itu Chiko dia datang dengan Tunangannya Jane. Heboh sekali dia.
"Morning too hy Jane." Sapaku kepada Jane dan meninggalkan Raffi yang entah mau mengatakan apa. Aku langsung memeluk Jane.
"Are you okey Gi?" Tanya Jane aku mengangguk dan tersenyum
"I'm fine!"
"Kak sekarang" kulihat Chiko memberi kode mata pada Raffi , Raffi pun mengangguk dan berjalan kearah sofa dan meminta kami untuk duduk di sofa dan Chiko meletakkan laptop di meja. Aku mengernyit bingung. ada apa ini?
"Sayang sini" Raffi mengintupsi ku untuk duduk di sampingnya dan akupun menurutinya.
"Lihat" Raffi menunjuk kearah Laptop. Aku membelalakkan mata darimana Raffi mendapatkan video ini? Video dimana Tika yang Sedang menampar ku di Hotel malam itu?? Aku menatap Raffi , kulihat Rahangnya mengeras , matanya menyiratkan kemarahan dan menatap dingin kearah orang yang duduk di depan nya yang sedang gelisah.
"Ra..Raffi" panggilku lirih. Raffi tidak menatapku tatapannya masih terfokus pada wanita itu dan oh tuhan apa yang akan dia lakukan saat ini?
"Raffi aku..aku tidak papa em Ti..Tika kau bolh keluar" ucapku memeluk lengan Raffi mencoba untuk menenangkan nya.
"aku tidka menyuruhmu untuk mengusir dia dan kau akan lihat apa yang akan ku perbuat kepada orang yang telah berani beraninya melukai istriku." Ucapnya tajam. Semengerikan inikah jika ia sedang marah?
"Ffi. aku tidak papa lihat aku baik2 aja" aku menangkup wajahnya agar menatapku dan tatapan yang tadinya tajam , dingin sekarang sudha kembali melunak dan sangat meneduhkan.
"Kau jangan bohong aku tau wajahmu memar bukan? Karena di tampar oleh pramugari sialan ini. Semalam aku berusaha mengontrol amarah ku saat melihat wajahmu memar dan saat ini pagi ini aku akan meminta keputusanmu."
"Keputusan? Keputusan apa??"
"Pecat dia atau memaafkan dia" Aku menelan ludahku susah payah. Keputusan macam apa ini? Aku menatap Tika yang sedang duduk dengan gelisahnya keringat dingin bahkan sudha mulai mengucur didahi nya.
"Emm aku.. Ffi" aku merengek mencoba membujuk raffi agar dia tidak mendesakku. Tapi usahaku sia sia.
"Katakan keputusanmu hidupnya bergantung padamu" aku menghela nafas dalam. semoga keputusanku saat ini yang terbaik.
"Ak..aku memaafkan mu tapi kalau aku boleh minta emm aku aku mau kau tidak lagi flight bersama suamiku. Dan kau bisa memilih team lain. boleh?" Aku menatap Raffi dengan tatapan memohon. Bagaimanapun juga aku ini manusia tuhan saja maha pemaaf masa umatnya tidak. Aku hanya ingin dia pindaa team aku tidak mau menghentikan jalan rezeki orang. dengan dia pindah team dari team Raffi setidaknya membuat aku lebih tenang karena aku tau Tika menyukai suamiku. Raffi
"Huft. Baiklah aku terima keputusanmu sayang. dan kau kau boleh keluar dari team ku dan jangan pernah kau sakiti lagii istriku." Ucapnya garang. oh suamiku caramu menjagaku kejam sekali. tapii aku suka :)
"Te..terimakasih captain. miss maaf kan saya "
"Ya kau tak perlu minta maaf kita bisa jadi teman "ucapku membalas pelukan Tika.
"Sayang" panggil Raffi aku hanya mencibikkan bibirku saja.
"Saya permisi miss , captain " Tika pun keluar dari apartemen aku langsung memeluk Raffi Erat .
"Nah sekarang masalah kalian dengan tika suka selesai hanya urusan kalian dengan Tiara yang harus di selesaikan." Mendengar Chiko mengatakan tentang tiara aku langsung melepaskan pelukanku namun raffi menahan dan memelukku erat.
"Kita selesaikan honeymoon kita dulu" aku memukkul manja dadanya.
"Okelah kak gue pulang ya" pamit Chiko
"Silahkan pulang dan makasih bantuannya adikku" Raffi menepuk pelan bahu Chiko
"Jane nanti sore kita jalan2 ya " ucapku pada Jane ..
"Bukannya nanti kamu pulang ke jakarta?
"Tidam jadi kita masih ada 2 hari disini " sela Raffi dan ya mungkin kita akan menyelesaikan masalah kita dengan tiara. jujur aku bimbang dan sangat muak jika harus bertemu dengan tiara bukan nya apa aku hanya takut jika raffi jatuh lagi kedalam pelukan tiara. karena yang kudengar cerita dari mami bertahun tahun Raffi menjomblo karena ditinggalkan tiara. semoga itu tidka terjadi . raffi milikku dan selamanya akan jadi milikku.SELAMANYA!
*****
#part23
*****
Nagita Point Of View.
Tak tega rasanya melihat Raffi harus tidur di sofa ya walaupun bisa dibilang sofanya memiliki ukuran yang sedikit luas tapi tetap saja aku merasa kasihan. Sesekali ku liat ia mengganti posisinya kekanan dan kekiri kurasa ia tak nyaman dengan tidur disofa. Maafkan aku sayang.
Sampai semalam ini aku masih terjaga dalam tidurku. Jujur aku tidak bisa tidur pikiran ku melayang dimana saat aku mengatakan hal bodoh yang sangat bertentangan dengan Hatiku. 'CERAI'? Kata apa yang aku katakan waktu itu bukankah aku sudah berjanji jika dalam keadaan apapun aku akan tetap berada di samping nya? Tapi kenapa aku harus mengatakan hal Bodoh seperti itu? Ya Tuhan maafkan aku, Raffi aku harap kamu tidak menyanggupi keinginan ku itu , aku hanya terbawa emosi saja saat itu.
'Kalau kamu tidak mau berjuang untuk mempertahankan Rumah Tangga kita , biarkan aku berjuang sendirii'
Aku menetesman air mataku, Mami maafkan aku yang telah mengatakan CERAI kepada Raffi aku telah mengingkarii Janjiku padamu. Tapi aku yakin Raffi tidak akan melakukan itu. Aku bodoh! Kenapa aku bisa bicara seperti itu?? Aku istri durhaka.
"Hey sayang kamu belum tidur?" Suara itu berhasil menyeret kembali kesadaran ku. Suara itu aku hafal suara itu Raffi suami yang sangat aku Cintai. Sejak kapan dia ada disampingku?
"Kau kenapa? Kamu menangis? Ya tuhan, sayang kanu kenapa? Hey?" Raffi menangkul wajahku dengan tangan halusnya, kedua ibu jarinya menghapus air mataku. Aku menatap mata hitam legam nya, tatapan yang meneduhkan. Aku semakin merasa bersalah.
"Aku tidak papa" ucapku lirih. Tapi kenapa terdengar Ketus? Ya tuhan kenapa setiap kali aku menatap Mata hitam legam itu terbayang saat Raffi dan Tiara.... arghh apa kalian tanya aku cemburu? Jawabannya adalah YA . Kalau boleh aku Egois sekali saja aku ingin Raffi menjauhi Tiara, Tika dan wanita wanita yang menggodanya. Dia milikku daa selamanya akan menjadi milikku NAGITA PRISILLIA AL FAKHRIZI!!
"Yasudah biar ku bantu kau tidur cepat sudah larut malam katanya besok mau pulang" Raffi menarik selimut hingga menutupi tubuhku sampai sebatas Leher. Perhatian sekali suamiku ini. Maaf , Maaf kan aku sayang.
"Selamat malam" Raffi mengecup keningku lama dan dalam, aku menutup mataku saat merasakan Bibir tipis itu menempel sempurna di Keningku. Raffi pun kembali melangkah ke Sofa tiba tiba saja tanganku menahannya. Hingga dia membalikkan badannya menatapku.
"Kenapa?" Tanyanya. Bodoh! Bukannya aku sedang marah padanya? Tapi kenapa aku menahan tangannya? Jantung ku ada apa dengan jantungku aku bahkan tidak punya riwayat penyakit jantung tapi kenapa sekarang jantungku berpacu 2x lipat lebih cepat? Aku melepaskan tanganku dari lengannya. Aku tergagap , grogi daannn aku maluu.
"Makasih" ucapku seketus mungkin lalu menyembunyikan wajah meronaku di balik selimut, kudengar Raffi terkikik, ah betapa malunya aku?? Ku tajamkan pendengaranku saat langkah kaki Raffi mendekat kearahku bukan ke arah sofa. Dan ranjang ini sedikit bergerat aku yakin Raffi sedang naik ke ranjang ini. Aku merasakan Raffi ikut menarik selimut dan mendekap tubuhku dari belakang hingga punggungku menempel sempurna di dadanya. Lagi2 jantungku berbuat ulah.
"Kalau mau minta ditemenin tidur bilang aja, gak usah malu , sama suami sendirii" Raffi kau sudah melunturkan semua kemarahanku dengan sikap manismu itu. Aku tersenyum tipis. Raffi menarik bahuku untuk menghadapnya.
"Pipimu merona sayang , ahh imuttt" Raffi mencubit pipiku tanpa ampun.
"Aww" aku menangkis tangannya yang masih asih mencubit Pipiku. Ahhh dasar Pipi Bodoh kenapa harus merona seperti itu? bikiin malu.
"Maaf maaf udah tidur aku akan menemani mu saat nanti kau sudah tertidur aku akan pindah ke Sofa lagii, kau kan sedang menghukumku" aku menggeleng cepat saat mendengar perkataan lirih Raffi. Aku tidka mau Raffi tidur di Sofa aku hanya mau Raffi tidur disini menemaniku!
Aku memeluknya erat sambil menggelang dalam pelukann ku. Raffi langsung membals pelukanku erat. Hangat , nyaman , damai , wangi aroma yang selalu aku suka dari dia Musk. Sangat menenangkan.
"Tidur disini" ucapku tegas.
"Baiklah baiklah ternyata istri ku ini tidak mau aku tinggal tidur sendiri? Bahagianya aku bisa menemanimu tidur" aku memukul pelan punggungnya.
"Stop menggodaku atau kau akan tidur di Sofa!" Ancamku mempererat pelukanku padanya.
"Kau mengancamku tapi kau sendirii yang memelukku seerat ini sayang?" Aku menatapnya dan ahh kebodohan yang aku perbuat banyak sekali. Stupid Gigi! Aku reflex merenggangkan pelukanku
"ehh kenapa di lepas? Peluk aku yang erat dan aku juga akan memelukmu dan akan selalu menajagamu selamanya. Aku akan berhenti menggodamu sayang" aku tersenyum , Raffi menarim tubuhku agar lebih dekat dengannya dan mendekapku erat.
Kalau ini hanya mimpi tolong jangan biarkan aku bangun tuhan aku akan terus bertahan tidur agar aku tidka kehilangan moment seperti ini. Ehh Stupid Gigi ini nyata bukan Mimpi!
******
Raffi dia sebenarnya kenapa? Pagi2 sudah menghilang saat aku bangun aku menemukan Raffi sudha tidka ada disampingku bukankah semalam semalam kita tidur diranjang yang sama? Ahh lelaki itu buatku pusing katanya mau pulang ke jakarya tapi ini malah ngilang.
Aku memutuskan untuk mandi. Setelah selesai mandi aku memakai pakaianku dan memasukkan pakaian ku dan Raffi kedalam koper. Aku memakai drees pastel se lutut tanpa lengan dan merias wajahku dengan bedang agak sedikit tebal untuk menutupi bekas tamparan yang dilakukan oleh Tika. Wajahku sudah seperti Cabe cabean memakai bedak setebal ini. Aku tidak suka memakai make up setebal inii. Raffi dia banyak sekali pakaiaanya hingga tidak muat di Koper. Kita hanya membawa satu koper dan itu berukuran sedang. Ahh terserah lah mungkin akan aku tinggal beberapa baju kita di apartement ini.
Saat aku sedang asyik memasukkan pakaian nya ke koper aku berjengit kaget saat sepasang tangan kekar itu memeluk ku dari belakang.Raffi aku snagat hafal dengan aroma tubuhnya. Aku membalikkan badanku tersenyum padanya tapi sedetik kemudian senyumku luntur begitu saja saat aku melihat wanita yang sudah menampar ku ada dibelakang kami dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hey sayang kamu kenapa?" Raffi meraih wajahku dan aku segera menepis kasar tangannya. Mood yang tadinya Sedang bagus2 nya sekarang mood ku kembali drop!
"Jangan sentuh aku" aku kembali menyibukkan diriku dengan pakaian pakaian yang ada di depanku ini. Raffi kembali memelukku dan mencium bahu ku yang terekspose karena aku memang menggunakan dres tanpa lengan.
"Aku mau memberitahumu sesuatu dan bisakah kamu mengjentikan aktivitasmu dulu?" Aku menatapnya jengah
"Apa?" Tanyaku singkat. Menatap wanita itu dengan marah. Marah? Tidka aku tidka marah aku hanya kecewa saja. Dia terlihat sangat lugu namun sayang sifatnya tak selugu kelihatannya.Ck
"Hy good morning Couple fenomenal Romanyunan mulu kalian berdua. Kak sudha aku siapkan semuanya" aku terkekeh geli mendengar suara sepupu Raffi itu Chiko dia datang dengan Tunangannya Jane. Heboh sekali dia.
"Morning too hy Jane." Sapaku kepada Jane dan meninggalkan Raffi yang entah mau mengatakan apa. Aku langsung memeluk Jane.
"Are you okey Gi?" Tanya Jane aku mengangguk dan tersenyum
"I'm fine!"
"Kak sekarang" kulihat Chiko memberi kode mata pada Raffi , Raffi pun mengangguk dan berjalan kearah sofa dan meminta kami untuk duduk di sofa dan Chiko meletakkan laptop di meja. Aku mengernyit bingung. ada apa ini?
"Sayang sini" Raffi mengintupsi ku untuk duduk di sampingnya dan akupun menurutinya.
"Lihat" Raffi menunjuk kearah Laptop. Aku membelalakkan mata darimana Raffi mendapatkan video ini? Video dimana Tika yang Sedang menampar ku di Hotel malam itu?? Aku menatap Raffi , kulihat Rahangnya mengeras , matanya menyiratkan kemarahan dan menatap dingin kearah orang yang duduk di depan nya yang sedang gelisah.
"Ra..Raffi" panggilku lirih. Raffi tidak menatapku tatapannya masih terfokus pada wanita itu dan oh tuhan apa yang akan dia lakukan saat ini?
"Raffi aku..aku tidak papa em Ti..Tika kau bolh keluar" ucapku memeluk lengan Raffi mencoba untuk menenangkan nya.
"aku tidka menyuruhmu untuk mengusir dia dan kau akan lihat apa yang akan ku perbuat kepada orang yang telah berani beraninya melukai istriku." Ucapnya tajam. Semengerikan inikah jika ia sedang marah?
"Ffi. aku tidak papa lihat aku baik2 aja" aku menangkup wajahnya agar menatapku dan tatapan yang tadinya tajam , dingin sekarang sudha kembali melunak dan sangat meneduhkan.
"Kau jangan bohong aku tau wajahmu memar bukan? Karena di tampar oleh pramugari sialan ini. Semalam aku berusaha mengontrol amarah ku saat melihat wajahmu memar dan saat ini pagi ini aku akan meminta keputusanmu."
"Keputusan? Keputusan apa??"
"Pecat dia atau memaafkan dia" Aku menelan ludahku susah payah. Keputusan macam apa ini? Aku menatap Tika yang sedang duduk dengan gelisahnya keringat dingin bahkan sudha mulai mengucur didahi nya.
"Emm aku.. Ffi" aku merengek mencoba membujuk raffi agar dia tidak mendesakku. Tapi usahaku sia sia.
"Katakan keputusanmu hidupnya bergantung padamu" aku menghela nafas dalam. semoga keputusanku saat ini yang terbaik.
"Ak..aku memaafkan mu tapi kalau aku boleh minta emm aku aku mau kau tidak lagi flight bersama suamiku. Dan kau bisa memilih team lain. boleh?" Aku menatap Raffi dengan tatapan memohon. Bagaimanapun juga aku ini manusia tuhan saja maha pemaaf masa umatnya tidak. Aku hanya ingin dia pindaa team aku tidak mau menghentikan jalan rezeki orang. dengan dia pindah team dari team Raffi setidaknya membuat aku lebih tenang karena aku tau Tika menyukai suamiku. Raffi
"Huft. Baiklah aku terima keputusanmu sayang. dan kau kau boleh keluar dari team ku dan jangan pernah kau sakiti lagii istriku." Ucapnya garang. oh suamiku caramu menjagaku kejam sekali. tapii aku suka :)
"Te..terimakasih captain. miss maaf kan saya "
"Ya kau tak perlu minta maaf kita bisa jadi teman "ucapku membalas pelukan Tika.
"Sayang" panggil Raffi aku hanya mencibikkan bibirku saja.
"Saya permisi miss , captain " Tika pun keluar dari apartemen aku langsung memeluk Raffi Erat .
"Nah sekarang masalah kalian dengan tika suka selesai hanya urusan kalian dengan Tiara yang harus di selesaikan." Mendengar Chiko mengatakan tentang tiara aku langsung melepaskan pelukanku namun raffi menahan dan memelukku erat.
"Kita selesaikan honeymoon kita dulu" aku memukkul manja dadanya.
"Okelah kak gue pulang ya" pamit Chiko
"Silahkan pulang dan makasih bantuannya adikku" Raffi menepuk pelan bahu Chiko
"Jane nanti sore kita jalan2 ya " ucapku pada Jane ..
"Bukannya nanti kamu pulang ke jakarta?
"Tidam jadi kita masih ada 2 hari disini " sela Raffi dan ya mungkin kita akan menyelesaikan masalah kita dengan tiara. jujur aku bimbang dan sangat muak jika harus bertemu dengan tiara bukan nya apa aku hanya takut jika raffi jatuh lagi kedalam pelukan tiara. karena yang kudengar cerita dari mami bertahun tahun Raffi menjomblo karena ditinggalkan tiara. semoga itu tidka terjadi . raffi milikku dan selamanya akan jadi milikku.SELAMANYA!
*****
Selasa, 07 Juni 2016
*Takdir Cinta Captain*
#part22
****
Hy Hy readers kesayangan gue , selamat puasa yak , semoga lancar puasanya semoga berkah 😃😃 Gue minta maaf ya jika adanperkataan atau perbuatan yang bikiin kaliian kesel hehe 😁😁 Udah nungguin Cerbung gue gak nih? Kalo gue lanjut bakal di like sama koment gak nih? Serius ya di like sam dikoment... gak terima koment NEXT loh .. 😂😂😂
*****
•
•
•
•
•
• Happy Reading Gaess ....
•
•
•
•
•
author Pov.
malam inii Gigi sudah siap dengan dandanannya Dress Pink soft selutut tanpa lengan menjadi pilihannya malam ini. Sebenarnya dia juga bingung kenapa Raffi mengajaknya pergi malam ini? banyak pertanyaan dan kemungkinan yang Gigi pikirkan tapii Gigi memilih diam karena mengingat Raffi yang masiih bersiikap diingiin padanya.
"Sudah siap?" Tanya Raffi dibelakang Gigi membuat Gigi menoleh ke belakang menghentikan aktivitasnya memakai high heels nya.
Gigi terpaku melihat Ketampanan suaminya. Celana panjang , dengan kemeja dan juga Jas yang sangat pas di tubuhnya. Kenapa Raffi Rapi sekali? Sebenarnya dia akan membawa nya kemana??
"Sudah siap?" Tanya Raffi sekalii lagii karena Gigi diam tanpa menjawab pertanyaannya. Gigi pun tersadar dan mengalihkan pandangannya untuk memakai high heels nya kembali.
"Sudah, emm tapii"
"Tapi? Tapi kenapa?" Raffi menatap Gigi bingung. Dahinya berkerut menunggu jawaban Gigi
"Tapi kamu akan membawaku kemana? Kamu begitu Raffi sedangkan aku, bagaimana jika nanti kau membawa ke tempat yang tidak sesuai dengan pakaianku. " ucap Gigi menundukkan wajahnya. Raffi tersenyum tipis bahkan amat tipis.
"Tidak Papa sekarang kita berangkat" Raffi langsung menggandeng tangan Gigi. Gigi yang tersentak pun langsung menghentikan Langkah nya dan raffi pun ikut menghentikan langkahnya.
"Sebentar Tas dan handphone ku " Gigi langsung menyambar tas juga handphone. Lalu pasrah tangannya di gandeng raffi menuju mobil.
Didalam perjalanan pun mereka sama sama diam, tidak tau apa yang akan mereka bicarakan , dalam beberapa inii keadaan mereka yang saling tidak bertegur sapa membuat mereka Kikuk. Hingga Raffi menghentikan mobilnya di pelataran Hotel berbintang di Hawaii inii. Gigi menatap Takjub bangunan di depan nya sangat mewah bangunan di dominasi warna putih dan biru. Gigi menatap Raffi tak mengerti sedangkan Raffi menatap Gigi dengan senyum kecilnya
"Kamu bawa aku kesini? Untuk apa?" Tanya Gigi , Raffi menghiraukan ucapan Gigi dan langsung turun memutari mobilnya dibagian depan dan membukakan pintu untuk Gigi.
"Turun.!" Gigi langsung menerima uluran tangan Raffi , Raffi menutup pintunya dan menggandeng Gigi masuk kedalam setelah memberikan kunci mobilnya kepada penjaga untuk memarkirkan mobilnya.
"Raffi" Gigi menghentikan langkahnya Raffi menatap Gigi, sepertinya Gigi butuh penjelasan , Raffi menghembuskan nafas.
"Aku membawamu kesini karna kita akan menghadiri acara pertunangan Chiko sama Jane" jelas Raffi yang membuat Gigi mengangguk paham. Melirik sebentar pakaiannya yang sepertinya tidka terlalu buruk untuk datang keacara pertunangan.
Raffi kembali menggandeng tangan gigi menuju ke ballroom hotel yang sudaa disulap sedemikian rupa, Raffi terus mengajak Gigi berjalan hingga berhenti di depan Kedua manusia yang bertunangan malam inii.
"Congrats bro , cepet nikahi jangan diangguriin mulu" ucap Raffi memberi selamat pada Chiko dan Juga Jane.
"Pasti kak tunggu saja undangannya dan kau sebaiknya cepat selesaikan masalahmu dengan istrimu dan juga Tiara" bisik Chiko membuat wajah Raffi kusut seketika. Dia baru ingat kalau malam ini dia juga akan meluruskan semuanya.
"Congratulation Jane" ucap Gigi yang langsung memeluk Jane, jane menerima pelukan Gigi hangat, walau baru beberapa hari mereka kenal tapii mereka sudah sangat akrab.
"Yes, thank you Gi. Sudah baikkan dengan Raffi?" Gigi mengangguk iya dalam pelukannya. Seketika membuat tubuh gigi menegang , Jane langsung mengelus lembut punggung Gigi memberikan kekuatan
"Jangan bohong, aku tau dan aku yakin dia akan segera memperbaiki semuanya" ucap jane membuat Gigi mengeratkan pelukannya, Gigi menyusut air matanya yang sudah menetes dengan cepat agar tidka diketahui siapapun .
Setelah memberikan ucapan kepada Jane dan Chiko Raffi membawa Gigi Untuk berbaur dengan Tamu undangan yang sebagian besar Raffi mengenalnya karena sebagian besar inii adalah captain , pramugari dan juga Co Captain juga petinggi2 nyaa.
"Aku ambilkan minum dulu kamu tunggu disini" Bisik Raffi pada Gigi dan melangkah meninggalkan Gigi namun Gigi menahan Raffi.
"Raffi aku ikut , aku tidak mengenal mereka , aku hanya mengenal Jane dia saja sedang sibuk dengan tamu tamunya" ucap Gigi memelas , Rafgi mengedarkan pandangannya mencoba mencari teman wanita yang ia kenal untuk menemani Gigi. Hingga ia menemukan nya.
"Tika" panggil Raffi yang membuat wanita yang sedang asyik mengobrol dengan sesama pramugari menoleh.
"Kemarilah"
"Ya ada apa Captain?" Tika adalah salah satu Tim Raffi yang biasa ikut Flight bersama. Postur tubuhnya yang tinggi sangat cocok jadi pramugari. Gigi menatap Tika dari bawah sampai atas membayangkan jika setiap harinya Raffi dikelilingin wanita secantik dia apakah Raffi bisa menjaga hatinya? Gigi bergidik membayangkan nya.
"Tika tolong kau temani istriku disini aku akan mengambil minum" ucap Raffi , membuat Gigi menatap Raffi
"Baiklah captain" Raffi pun meninggalkan Gigi dan Tika lalu berjalan ke arah dimana minuman itu berada.
Sepeninggal Raffi Tiara menatap Gigi dengan Intens , Gigi merasa risih dengan tatapan tak suka padanya. Gigi menyibukkan dirinya dengan handphone ditangannya.
"Oh jadi inii Istri captain Raffi?" Ucap Tika Sinis. Gigi mengalihkan pandangannya lalu menatal Tika yang juga sedang menatapnya mengejek.
"Ya , kenapa?"
"Ternyata tidak terlalu cantiik , masih cantikan saya , bagaimana Captain seganteng Raffi bisa mau dengan anda?" Gigi tersenyum getir mendapat ejekan dari Tika. Dalam Hati ia sangat merasa direndahkan dengan perkataan Tika namun ia hanya ingin memperlihatkan bahwa dia wanita kuat.
"Maaf saya tidak butuh Perkataan itu dari anda" ucap Gigi santai. Tika tertawa sinis.
"Kasian sekali nasib Captain tampan itu, mempunyai istri yang sedang sedang saja , tidak sexy , tidak cantik , tidak.... "
"yang jelas saya tidak murahan seperti anda" ucap Gigi memotong omongan Tika sungguh gigi merasa direndahkan.
Plakk...
Satu tamparan mengenai wajah Gigi, Gigi meringis menahan tangis dan juga sakit. Tika tersenyum licik. Tamu tamun undangan tidak tertuju pada merEka karena kebetulan mereka berada di Pojok ruangan.
"Terima kasiih" ucap Gigi tersenyum kepada Tika lalu pergi menyusul Raffi dengan air mata yang sudah mengalir.
'Tega sekali Raffi memberiku teman yang sangat tidak punya sopan santun. Dan kenapa Raffi lama sekali hanya untuk mengambil minuman?'
Gigi terus berjalan mencari keberadaan Raffi hingga sampai di tempat dimana minuman itu berada Gigi mengalihkan pandangan nya kesekitar tapi tidak menemukan raffi kemana dia?
"Kemana Raffi?" Ucap Gigi dalam hati. Gigi berfikir sejenak lalu melangkahkan kaki nya menuju toilet untuk memperbaiki dandanannya yang sudah berantakan karena tangisannya.
"Raffi..." suara nya hampir tercekat melihat pemandangan didepannya dimana Suaminya sedang bersama Tiara. Raffi dan Tiara menoleh kearah suara dan mendapati Gigi yang sedang berdiri dengan tubuh yang bergetar.
"Gigi, aku bisa jelasin semuanya , tiara sudah saat nya kita jelasin ke gigi" Raffi menggandeng tangan tiara mendekat ke Gigi .
"Terima kasih banyak Ffi" ucap Gigi tercekat lalu berlari meninggalkan Raffi tanpa memperdulikan panggilan Raffi dan juga Chiko dan jane.
Raffi mengejar Gigi dengan cepat hingga Gigi sudah sampai di luar hotel dan dengan cepat Raffi memeluk Gigi dan menghentikan langkah Gigi. Memeluk istrinya itu dengan erat walaupun Gigi memberontak minta dilepaskan. Hingga Gigi berhenti memberontak
"Aku mau pulang" ucap Gigi dalam isakannya. namun raffi tetap diam makin mempererat pelukannya.
"Aku mau pulang Raffi" pekik Gigi yang membuat Raffi membalikkan badannya dan memeluk Gigi erat.
"Ya kita pulang sekarang" ucap Raffi yang langsung membawa gigi ke mobil menuju apartement.
Didalam mobil Raffi mencoba menggenggam tangan gigi erat namun Gigi menepisnya berkali kali. membuat raffi pasrah dan mencoba menjelaskan semuanya walaupun Gigi tidak merespon nya , Gigi hanya bisa menangis dan menangis. hingga Sampai di apartement Gigi langsung berlari menuju kamarnya dan memasukkan semua bajunya ke koper.
"Kamu mau kemana , aku bisa jelasin semuanya sayang, kita bisa selesaikan masalah ini semua " ucap raffi mencoba menghentikan aktivitas nya namun Gigi tetal dengan aktivitasnya tanpa memperdulikan Raffi.
"Aku mau kamu dengeriin aku" Rafgi langsung memegang kedua bahu Gigi agar menghadapnya lalu memeluknya erat. Gigi memukul dada raffi , raffi membiarkannya jika itu membuat Gigi tenang kenapa tidak.
"Aku benci sama kamu , aku benci mencintai kamu sedalam ini aku benci sama kamu , Raffi aku benciii" teriak gigi dalam pelukan raffi. Raffi mempererat pelukannya membiarkan gigi menumpahkan air matanya di dada bidangnya.
"Maaf , maaf kan aku sumpah demi tuhan aku tidaa ada hubungan apa apa dengan tiara , aku tadi hanya ingin mengajaknya untuk menjelaskan kesalah pahaman ini. Ku mohon jangan pernah membenci karena telah mencintaiku. aku snagat mencintaimu sayang"
"Jangan bawa bawa tuhan dalam kebohongan ! Aku mau pulang ke rumah mama" ucap gigi yang membuat raffi mengurai pelukannya.
"Kita disini masih ada 3 hari lagii Sayang"
"Aku mau pulang! Kalu kamu gak mau pulang sama aku aku pulang sendirii"
"Baiklah baik kita akan pulang tapi tidak malam ini tunggu sampai besok pagi kita akan kembalo ke jakarta." Ucap raffi pasrah menuntun gigi ke ranjang. Gigi mengambil bantal dan selimut lalu memberikannya pada Raffi.
"Tidur disofa" ucap gigi , Raffi pun menghela nafas seperginya malam ini ia rela jika tubuhnya pegal pegal dan remuk. Raffi menundukkan tubuhnya mencium kening Gigi yang sudah meringkuk dalam selimutnya.
"Selamat malam"
****
Cieh yang dikasiih cerbung hehe kembali lagii sama si captain ,,, masiih ngeselin ya captainnya 😃😃
Gue jahat ya masa dikasiih yang melow lagii hehe ... padahal baru aja minta maaf tadi eh sekarang udha bikiin anak orang kesel lagii hehe..😁😁 semoga puasa kalian gak batal ya gaess gegara baca cerbung gue hehe 😂😂
#part22
****
Hy Hy readers kesayangan gue , selamat puasa yak , semoga lancar puasanya semoga berkah 😃😃 Gue minta maaf ya jika adanperkataan atau perbuatan yang bikiin kaliian kesel hehe 😁😁 Udah nungguin Cerbung gue gak nih? Kalo gue lanjut bakal di like sama koment gak nih? Serius ya di like sam dikoment... gak terima koment NEXT loh .. 😂😂😂
*****
•
•
•
•
•
• Happy Reading Gaess ....
•
•
•
•
•
author Pov.
malam inii Gigi sudah siap dengan dandanannya Dress Pink soft selutut tanpa lengan menjadi pilihannya malam ini. Sebenarnya dia juga bingung kenapa Raffi mengajaknya pergi malam ini? banyak pertanyaan dan kemungkinan yang Gigi pikirkan tapii Gigi memilih diam karena mengingat Raffi yang masiih bersiikap diingiin padanya.
"Sudah siap?" Tanya Raffi dibelakang Gigi membuat Gigi menoleh ke belakang menghentikan aktivitasnya memakai high heels nya.
Gigi terpaku melihat Ketampanan suaminya. Celana panjang , dengan kemeja dan juga Jas yang sangat pas di tubuhnya. Kenapa Raffi Rapi sekali? Sebenarnya dia akan membawa nya kemana??
"Sudah siap?" Tanya Raffi sekalii lagii karena Gigi diam tanpa menjawab pertanyaannya. Gigi pun tersadar dan mengalihkan pandangannya untuk memakai high heels nya kembali.
"Sudah, emm tapii"
"Tapi? Tapi kenapa?" Raffi menatap Gigi bingung. Dahinya berkerut menunggu jawaban Gigi
"Tapi kamu akan membawaku kemana? Kamu begitu Raffi sedangkan aku, bagaimana jika nanti kau membawa ke tempat yang tidak sesuai dengan pakaianku. " ucap Gigi menundukkan wajahnya. Raffi tersenyum tipis bahkan amat tipis.
"Tidak Papa sekarang kita berangkat" Raffi langsung menggandeng tangan Gigi. Gigi yang tersentak pun langsung menghentikan Langkah nya dan raffi pun ikut menghentikan langkahnya.
"Sebentar Tas dan handphone ku " Gigi langsung menyambar tas juga handphone. Lalu pasrah tangannya di gandeng raffi menuju mobil.
Didalam perjalanan pun mereka sama sama diam, tidak tau apa yang akan mereka bicarakan , dalam beberapa inii keadaan mereka yang saling tidak bertegur sapa membuat mereka Kikuk. Hingga Raffi menghentikan mobilnya di pelataran Hotel berbintang di Hawaii inii. Gigi menatap Takjub bangunan di depan nya sangat mewah bangunan di dominasi warna putih dan biru. Gigi menatap Raffi tak mengerti sedangkan Raffi menatap Gigi dengan senyum kecilnya
"Kamu bawa aku kesini? Untuk apa?" Tanya Gigi , Raffi menghiraukan ucapan Gigi dan langsung turun memutari mobilnya dibagian depan dan membukakan pintu untuk Gigi.
"Turun.!" Gigi langsung menerima uluran tangan Raffi , Raffi menutup pintunya dan menggandeng Gigi masuk kedalam setelah memberikan kunci mobilnya kepada penjaga untuk memarkirkan mobilnya.
"Raffi" Gigi menghentikan langkahnya Raffi menatap Gigi, sepertinya Gigi butuh penjelasan , Raffi menghembuskan nafas.
"Aku membawamu kesini karna kita akan menghadiri acara pertunangan Chiko sama Jane" jelas Raffi yang membuat Gigi mengangguk paham. Melirik sebentar pakaiannya yang sepertinya tidka terlalu buruk untuk datang keacara pertunangan.
Raffi kembali menggandeng tangan gigi menuju ke ballroom hotel yang sudaa disulap sedemikian rupa, Raffi terus mengajak Gigi berjalan hingga berhenti di depan Kedua manusia yang bertunangan malam inii.
"Congrats bro , cepet nikahi jangan diangguriin mulu" ucap Raffi memberi selamat pada Chiko dan Juga Jane.
"Pasti kak tunggu saja undangannya dan kau sebaiknya cepat selesaikan masalahmu dengan istrimu dan juga Tiara" bisik Chiko membuat wajah Raffi kusut seketika. Dia baru ingat kalau malam ini dia juga akan meluruskan semuanya.
"Congratulation Jane" ucap Gigi yang langsung memeluk Jane, jane menerima pelukan Gigi hangat, walau baru beberapa hari mereka kenal tapii mereka sudah sangat akrab.
"Yes, thank you Gi. Sudah baikkan dengan Raffi?" Gigi mengangguk iya dalam pelukannya. Seketika membuat tubuh gigi menegang , Jane langsung mengelus lembut punggung Gigi memberikan kekuatan
"Jangan bohong, aku tau dan aku yakin dia akan segera memperbaiki semuanya" ucap jane membuat Gigi mengeratkan pelukannya, Gigi menyusut air matanya yang sudah menetes dengan cepat agar tidka diketahui siapapun .
Setelah memberikan ucapan kepada Jane dan Chiko Raffi membawa Gigi Untuk berbaur dengan Tamu undangan yang sebagian besar Raffi mengenalnya karena sebagian besar inii adalah captain , pramugari dan juga Co Captain juga petinggi2 nyaa.
"Aku ambilkan minum dulu kamu tunggu disini" Bisik Raffi pada Gigi dan melangkah meninggalkan Gigi namun Gigi menahan Raffi.
"Raffi aku ikut , aku tidak mengenal mereka , aku hanya mengenal Jane dia saja sedang sibuk dengan tamu tamunya" ucap Gigi memelas , Rafgi mengedarkan pandangannya mencoba mencari teman wanita yang ia kenal untuk menemani Gigi. Hingga ia menemukan nya.
"Tika" panggil Raffi yang membuat wanita yang sedang asyik mengobrol dengan sesama pramugari menoleh.
"Kemarilah"
"Ya ada apa Captain?" Tika adalah salah satu Tim Raffi yang biasa ikut Flight bersama. Postur tubuhnya yang tinggi sangat cocok jadi pramugari. Gigi menatap Tika dari bawah sampai atas membayangkan jika setiap harinya Raffi dikelilingin wanita secantik dia apakah Raffi bisa menjaga hatinya? Gigi bergidik membayangkan nya.
"Tika tolong kau temani istriku disini aku akan mengambil minum" ucap Raffi , membuat Gigi menatap Raffi
"Baiklah captain" Raffi pun meninggalkan Gigi dan Tika lalu berjalan ke arah dimana minuman itu berada.
Sepeninggal Raffi Tiara menatap Gigi dengan Intens , Gigi merasa risih dengan tatapan tak suka padanya. Gigi menyibukkan dirinya dengan handphone ditangannya.
"Oh jadi inii Istri captain Raffi?" Ucap Tika Sinis. Gigi mengalihkan pandangannya lalu menatal Tika yang juga sedang menatapnya mengejek.
"Ya , kenapa?"
"Ternyata tidak terlalu cantiik , masih cantikan saya , bagaimana Captain seganteng Raffi bisa mau dengan anda?" Gigi tersenyum getir mendapat ejekan dari Tika. Dalam Hati ia sangat merasa direndahkan dengan perkataan Tika namun ia hanya ingin memperlihatkan bahwa dia wanita kuat.
"Maaf saya tidak butuh Perkataan itu dari anda" ucap Gigi santai. Tika tertawa sinis.
"Kasian sekali nasib Captain tampan itu, mempunyai istri yang sedang sedang saja , tidak sexy , tidak cantik , tidak.... "
"yang jelas saya tidak murahan seperti anda" ucap Gigi memotong omongan Tika sungguh gigi merasa direndahkan.
Plakk...
Satu tamparan mengenai wajah Gigi, Gigi meringis menahan tangis dan juga sakit. Tika tersenyum licik. Tamu tamun undangan tidak tertuju pada merEka karena kebetulan mereka berada di Pojok ruangan.
"Terima kasiih" ucap Gigi tersenyum kepada Tika lalu pergi menyusul Raffi dengan air mata yang sudah mengalir.
'Tega sekali Raffi memberiku teman yang sangat tidak punya sopan santun. Dan kenapa Raffi lama sekali hanya untuk mengambil minuman?'
Gigi terus berjalan mencari keberadaan Raffi hingga sampai di tempat dimana minuman itu berada Gigi mengalihkan pandangan nya kesekitar tapi tidak menemukan raffi kemana dia?
"Kemana Raffi?" Ucap Gigi dalam hati. Gigi berfikir sejenak lalu melangkahkan kaki nya menuju toilet untuk memperbaiki dandanannya yang sudah berantakan karena tangisannya.
"Raffi..." suara nya hampir tercekat melihat pemandangan didepannya dimana Suaminya sedang bersama Tiara. Raffi dan Tiara menoleh kearah suara dan mendapati Gigi yang sedang berdiri dengan tubuh yang bergetar.
"Gigi, aku bisa jelasin semuanya , tiara sudah saat nya kita jelasin ke gigi" Raffi menggandeng tangan tiara mendekat ke Gigi .
"Terima kasih banyak Ffi" ucap Gigi tercekat lalu berlari meninggalkan Raffi tanpa memperdulikan panggilan Raffi dan juga Chiko dan jane.
Raffi mengejar Gigi dengan cepat hingga Gigi sudah sampai di luar hotel dan dengan cepat Raffi memeluk Gigi dan menghentikan langkah Gigi. Memeluk istrinya itu dengan erat walaupun Gigi memberontak minta dilepaskan. Hingga Gigi berhenti memberontak
"Aku mau pulang" ucap Gigi dalam isakannya. namun raffi tetap diam makin mempererat pelukannya.
"Aku mau pulang Raffi" pekik Gigi yang membuat Raffi membalikkan badannya dan memeluk Gigi erat.
"Ya kita pulang sekarang" ucap Raffi yang langsung membawa gigi ke mobil menuju apartement.
Didalam mobil Raffi mencoba menggenggam tangan gigi erat namun Gigi menepisnya berkali kali. membuat raffi pasrah dan mencoba menjelaskan semuanya walaupun Gigi tidak merespon nya , Gigi hanya bisa menangis dan menangis. hingga Sampai di apartement Gigi langsung berlari menuju kamarnya dan memasukkan semua bajunya ke koper.
"Kamu mau kemana , aku bisa jelasin semuanya sayang, kita bisa selesaikan masalah ini semua " ucap raffi mencoba menghentikan aktivitas nya namun Gigi tetal dengan aktivitasnya tanpa memperdulikan Raffi.
"Aku mau kamu dengeriin aku" Rafgi langsung memegang kedua bahu Gigi agar menghadapnya lalu memeluknya erat. Gigi memukul dada raffi , raffi membiarkannya jika itu membuat Gigi tenang kenapa tidak.
"Aku benci sama kamu , aku benci mencintai kamu sedalam ini aku benci sama kamu , Raffi aku benciii" teriak gigi dalam pelukan raffi. Raffi mempererat pelukannya membiarkan gigi menumpahkan air matanya di dada bidangnya.
"Maaf , maaf kan aku sumpah demi tuhan aku tidaa ada hubungan apa apa dengan tiara , aku tadi hanya ingin mengajaknya untuk menjelaskan kesalah pahaman ini. Ku mohon jangan pernah membenci karena telah mencintaiku. aku snagat mencintaimu sayang"
"Jangan bawa bawa tuhan dalam kebohongan ! Aku mau pulang ke rumah mama" ucap gigi yang membuat raffi mengurai pelukannya.
"Kita disini masih ada 3 hari lagii Sayang"
"Aku mau pulang! Kalu kamu gak mau pulang sama aku aku pulang sendirii"
"Baiklah baik kita akan pulang tapi tidak malam ini tunggu sampai besok pagi kita akan kembalo ke jakarta." Ucap raffi pasrah menuntun gigi ke ranjang. Gigi mengambil bantal dan selimut lalu memberikannya pada Raffi.
"Tidur disofa" ucap gigi , Raffi pun menghela nafas seperginya malam ini ia rela jika tubuhnya pegal pegal dan remuk. Raffi menundukkan tubuhnya mencium kening Gigi yang sudah meringkuk dalam selimutnya.
"Selamat malam"
****
Cieh yang dikasiih cerbung hehe kembali lagii sama si captain ,,, masiih ngeselin ya captainnya 😃😃
Gue jahat ya masa dikasiih yang melow lagii hehe ... padahal baru aja minta maaf tadi eh sekarang udha bikiin anak orang kesel lagii hehe..😁😁 semoga puasa kalian gak batal ya gaess gegara baca cerbung gue hehe 😂😂
Langganan:
Postingan (Atom)