*Takdir Cinta Captain*
#part23
*****
Nagita Point Of View.
Tak tega rasanya melihat Raffi harus tidur di sofa ya walaupun bisa
dibilang sofanya memiliki ukuran yang sedikit luas tapi tetap saja aku
merasa kasihan. Sesekali ku liat ia mengganti posisinya kekanan dan
kekiri kurasa ia tak nyaman dengan tidur disofa. Maafkan aku sayang.
Sampai semalam ini aku masih terjaga dalam tidurku. Jujur aku tidak
bisa tidur pikiran ku melayang dimana saat aku mengatakan hal bodoh yang
sangat bertentangan dengan Hatiku. 'CERAI'? Kata apa yang aku katakan
waktu itu bukankah aku sudah berjanji jika dalam keadaan apapun aku akan
tetap berada di samping nya? Tapi kenapa aku harus mengatakan hal Bodoh
seperti itu? Ya Tuhan maafkan aku, Raffi aku harap kamu tidak
menyanggupi keinginan ku itu , aku hanya terbawa emosi saja saat itu.
'Kalau kamu tidak mau berjuang untuk mempertahankan Rumah Tangga kita , biarkan aku berjuang sendirii'
Aku menetesman air mataku, Mami maafkan aku yang telah mengatakan CERAI
kepada Raffi aku telah mengingkarii Janjiku padamu. Tapi aku yakin
Raffi tidak akan melakukan itu. Aku bodoh! Kenapa aku bisa bicara
seperti itu?? Aku istri durhaka.
"Hey sayang kamu belum tidur?"
Suara itu berhasil menyeret kembali kesadaran ku. Suara itu aku hafal
suara itu Raffi suami yang sangat aku Cintai. Sejak kapan dia ada
disampingku?
"Kau kenapa? Kamu menangis? Ya tuhan, sayang kanu
kenapa? Hey?" Raffi menangkul wajahku dengan tangan halusnya, kedua ibu
jarinya menghapus air mataku. Aku menatap mata hitam legam nya, tatapan
yang meneduhkan. Aku semakin merasa bersalah.
"Aku tidak papa"
ucapku lirih. Tapi kenapa terdengar Ketus? Ya tuhan kenapa setiap kali
aku menatap Mata hitam legam itu terbayang saat Raffi dan Tiara....
arghh apa kalian tanya aku cemburu? Jawabannya adalah YA . Kalau boleh
aku Egois sekali saja aku ingin Raffi menjauhi Tiara, Tika dan wanita
wanita yang menggodanya. Dia milikku daa selamanya akan menjadi milikku
NAGITA PRISILLIA AL FAKHRIZI!!
"Yasudah biar ku bantu kau tidur
cepat sudah larut malam katanya besok mau pulang" Raffi menarik selimut
hingga menutupi tubuhku sampai sebatas Leher. Perhatian sekali suamiku
ini. Maaf , Maaf kan aku sayang.
"Selamat malam" Raffi mengecup
keningku lama dan dalam, aku menutup mataku saat merasakan Bibir tipis
itu menempel sempurna di Keningku. Raffi pun kembali melangkah ke Sofa
tiba tiba saja tanganku menahannya. Hingga dia membalikkan badannya
menatapku.
"Kenapa?" Tanyanya. Bodoh! Bukannya aku sedang marah
padanya? Tapi kenapa aku menahan tangannya? Jantung ku ada apa dengan
jantungku aku bahkan tidak punya riwayat penyakit jantung tapi kenapa
sekarang jantungku berpacu 2x lipat lebih cepat? Aku melepaskan tanganku
dari lengannya. Aku tergagap , grogi daannn aku maluu.
"Makasih"
ucapku seketus mungkin lalu menyembunyikan wajah meronaku di balik
selimut, kudengar Raffi terkikik, ah betapa malunya aku?? Ku tajamkan
pendengaranku saat langkah kaki Raffi mendekat kearahku bukan ke arah
sofa. Dan ranjang ini sedikit bergerat aku yakin Raffi sedang naik ke
ranjang ini. Aku merasakan Raffi ikut menarik selimut dan mendekap
tubuhku dari belakang hingga punggungku menempel sempurna di dadanya.
Lagi2 jantungku berbuat ulah.
"Kalau mau minta ditemenin tidur
bilang aja, gak usah malu , sama suami sendirii" Raffi kau sudah
melunturkan semua kemarahanku dengan sikap manismu itu. Aku tersenyum
tipis. Raffi menarik bahuku untuk menghadapnya.
"Pipimu merona sayang , ahh imuttt" Raffi mencubit pipiku tanpa ampun.
"Aww" aku menangkis tangannya yang masih asih mencubit Pipiku. Ahhh
dasar Pipi Bodoh kenapa harus merona seperti itu? bikiin malu.
"Maaf maaf udah tidur aku akan menemani mu saat nanti kau sudah tertidur
aku akan pindah ke Sofa lagii, kau kan sedang menghukumku" aku
menggeleng cepat saat mendengar perkataan lirih Raffi. Aku tidka mau
Raffi tidur di Sofa aku hanya mau Raffi tidur disini menemaniku!
Aku memeluknya erat sambil menggelang dalam pelukann ku. Raffi langsung
membals pelukanku erat. Hangat , nyaman , damai , wangi aroma yang
selalu aku suka dari dia Musk. Sangat menenangkan.
"Tidur disini" ucapku tegas.
"Baiklah baiklah ternyata istri ku ini tidak mau aku tinggal tidur
sendiri? Bahagianya aku bisa menemanimu tidur" aku memukul pelan
punggungnya.
"Stop menggodaku atau kau akan tidur di Sofa!" Ancamku mempererat pelukanku padanya.
"Kau mengancamku tapi kau sendirii yang memelukku seerat ini sayang?"
Aku menatapnya dan ahh kebodohan yang aku perbuat banyak sekali. Stupid
Gigi! Aku reflex merenggangkan pelukanku
"ehh kenapa di lepas?
Peluk aku yang erat dan aku juga akan memelukmu dan akan selalu
menajagamu selamanya. Aku akan berhenti menggodamu sayang" aku tersenyum
, Raffi menarim tubuhku agar lebih dekat dengannya dan mendekapku erat.
Kalau ini hanya mimpi tolong jangan biarkan aku bangun tuhan
aku akan terus bertahan tidur agar aku tidka kehilangan moment seperti
ini. Ehh Stupid Gigi ini nyata bukan Mimpi!
******
Raffi
dia sebenarnya kenapa? Pagi2 sudah menghilang saat aku bangun aku
menemukan Raffi sudha tidka ada disampingku bukankah semalam semalam
kita tidur diranjang yang sama? Ahh lelaki itu buatku pusing katanya mau
pulang ke jakarya tapi ini malah ngilang.
Aku memutuskan untuk
mandi. Setelah selesai mandi aku memakai pakaianku dan memasukkan
pakaian ku dan Raffi kedalam koper. Aku memakai drees pastel se lutut
tanpa lengan dan merias wajahku dengan bedang agak sedikit tebal untuk
menutupi bekas tamparan yang dilakukan oleh Tika. Wajahku sudah seperti
Cabe cabean memakai bedak setebal ini. Aku tidak suka memakai make up
setebal inii. Raffi dia banyak sekali pakaiaanya hingga tidak muat di
Koper. Kita hanya membawa satu koper dan itu berukuran sedang. Ahh
terserah lah mungkin akan aku tinggal beberapa baju kita di apartement
ini.
Saat aku sedang asyik memasukkan pakaian nya ke koper aku
berjengit kaget saat sepasang tangan kekar itu memeluk ku dari
belakang.Raffi aku snagat hafal dengan aroma tubuhnya. Aku membalikkan
badanku tersenyum padanya tapi sedetik kemudian senyumku luntur begitu
saja saat aku melihat wanita yang sudah menampar ku ada dibelakang kami
dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hey sayang kamu kenapa?"
Raffi meraih wajahku dan aku segera menepis kasar tangannya. Mood yang
tadinya Sedang bagus2 nya sekarang mood ku kembali drop!
"Jangan
sentuh aku" aku kembali menyibukkan diriku dengan pakaian pakaian yang
ada di depanku ini. Raffi kembali memelukku dan mencium bahu ku yang
terekspose karena aku memang menggunakan dres tanpa lengan.
"Aku mau memberitahumu sesuatu dan bisakah kamu mengjentikan aktivitasmu dulu?" Aku menatapnya jengah
"Apa?" Tanyaku singkat. Menatap wanita itu dengan marah. Marah? Tidka
aku tidka marah aku hanya kecewa saja. Dia terlihat sangat lugu namun
sayang sifatnya tak selugu kelihatannya.Ck
"Hy good morning
Couple fenomenal Romanyunan mulu kalian berdua. Kak sudha aku siapkan
semuanya" aku terkekeh geli mendengar suara sepupu Raffi itu Chiko dia
datang dengan Tunangannya Jane. Heboh sekali dia.
"Morning too hy Jane." Sapaku kepada Jane dan meninggalkan Raffi yang entah mau mengatakan apa. Aku langsung memeluk Jane.
"Are you okey Gi?" Tanya Jane aku mengangguk dan tersenyum
"I'm fine!"
"Kak sekarang" kulihat Chiko memberi kode mata pada Raffi , Raffi pun
mengangguk dan berjalan kearah sofa dan meminta kami untuk duduk di sofa
dan Chiko meletakkan laptop di meja. Aku mengernyit bingung. ada apa
ini?
"Sayang sini" Raffi mengintupsi ku untuk duduk di sampingnya dan akupun menurutinya.
"Lihat" Raffi menunjuk kearah Laptop. Aku membelalakkan mata darimana
Raffi mendapatkan video ini? Video dimana Tika yang Sedang menampar ku
di Hotel malam itu?? Aku menatap Raffi , kulihat Rahangnya mengeras ,
matanya menyiratkan kemarahan dan menatap dingin kearah orang yang duduk
di depan nya yang sedang gelisah.
"Ra..Raffi" panggilku lirih.
Raffi tidak menatapku tatapannya masih terfokus pada wanita itu dan oh
tuhan apa yang akan dia lakukan saat ini?
"Raffi aku..aku tidak papa em Ti..Tika kau bolh keluar" ucapku memeluk lengan Raffi mencoba untuk menenangkan nya.
"aku tidka menyuruhmu untuk mengusir dia dan kau akan lihat apa yang
akan ku perbuat kepada orang yang telah berani beraninya melukai
istriku." Ucapnya tajam. Semengerikan inikah jika ia sedang marah?
"Ffi. aku tidak papa lihat aku baik2 aja" aku menangkup wajahnya agar
menatapku dan tatapan yang tadinya tajam , dingin sekarang sudha kembali
melunak dan sangat meneduhkan.
"Kau jangan bohong aku tau
wajahmu memar bukan? Karena di tampar oleh pramugari sialan ini. Semalam
aku berusaha mengontrol amarah ku saat melihat wajahmu memar dan saat
ini pagi ini aku akan meminta keputusanmu."
"Keputusan? Keputusan apa??"
"Pecat dia atau memaafkan dia" Aku menelan ludahku susah payah.
Keputusan macam apa ini? Aku menatap Tika yang sedang duduk dengan
gelisahnya keringat dingin bahkan sudha mulai mengucur didahi nya.
"Emm aku.. Ffi" aku merengek mencoba membujuk raffi agar dia tidak mendesakku. Tapi usahaku sia sia.
"Katakan keputusanmu hidupnya bergantung padamu" aku menghela nafas dalam. semoga keputusanku saat ini yang terbaik.
"Ak..aku memaafkan mu tapi kalau aku boleh minta emm aku aku mau kau
tidak lagi flight bersama suamiku. Dan kau bisa memilih team lain.
boleh?" Aku menatap Raffi dengan tatapan memohon. Bagaimanapun juga aku
ini manusia tuhan saja maha pemaaf masa umatnya tidak. Aku hanya ingin
dia pindaa team aku tidak mau menghentikan jalan rezeki orang. dengan
dia pindah team dari team Raffi setidaknya membuat aku lebih tenang
karena aku tau Tika menyukai suamiku. Raffi
"Huft. Baiklah aku
terima keputusanmu sayang. dan kau kau boleh keluar dari team ku dan
jangan pernah kau sakiti lagii istriku." Ucapnya garang. oh suamiku
caramu menjagaku kejam sekali. tapii aku suka :)
"Te..terimakasih captain. miss maaf kan saya "
"Ya kau tak perlu minta maaf kita bisa jadi teman "ucapku membalas pelukan Tika.
"Sayang" panggil Raffi aku hanya mencibikkan bibirku saja.
"Saya permisi miss , captain " Tika pun keluar dari apartemen aku langsung memeluk Raffi Erat .
"Nah sekarang masalah kalian dengan tika suka selesai hanya urusan
kalian dengan Tiara yang harus di selesaikan." Mendengar Chiko
mengatakan tentang tiara aku langsung melepaskan pelukanku namun raffi
menahan dan memelukku erat.
"Kita selesaikan honeymoon kita dulu" aku memukkul manja dadanya.
"Okelah kak gue pulang ya" pamit Chiko
"Silahkan pulang dan makasih bantuannya adikku" Raffi menepuk pelan bahu Chiko
"Jane nanti sore kita jalan2 ya " ucapku pada Jane ..
"Bukannya nanti kamu pulang ke jakarta?
"Tidam jadi kita masih ada 2 hari disini " sela Raffi dan ya mungkin
kita akan menyelesaikan masalah kita dengan tiara. jujur aku bimbang dan
sangat muak jika harus bertemu dengan tiara bukan nya apa aku hanya
takut jika raffi jatuh lagi kedalam pelukan tiara. karena yang kudengar
cerita dari mami bertahun tahun Raffi menjomblo karena ditinggalkan
tiara. semoga itu tidka terjadi . raffi milikku dan selamanya akan jadi
milikku.SELAMANYA!
*****
Next dongggg
BalasHapusLama bnget sihhh next nyaa....
Penasaran tauauuuu
Next donk..
BalasHapusNext donk..
BalasHapus