Sabtu, 11 Juni 2016

*Takdir Cinta Captain*
‪#‎part23‬
*****
Nagita Point Of View.
Tak tega rasanya melihat Raffi harus tidur di sofa ya walaupun bisa dibilang sofanya memiliki ukuran yang sedikit luas tapi tetap saja aku merasa kasihan. Sesekali ku liat ia mengganti posisinya kekanan dan kekiri kurasa ia tak nyaman dengan tidur disofa. Maafkan aku sayang.
Sampai semalam ini aku masih terjaga dalam tidurku. Jujur aku tidak bisa tidur pikiran ku melayang dimana saat aku mengatakan hal bodoh yang sangat bertentangan dengan Hatiku. 'CERAI'? Kata apa yang aku katakan waktu itu bukankah aku sudah berjanji jika dalam keadaan apapun aku akan tetap berada di samping nya? Tapi kenapa aku harus mengatakan hal Bodoh seperti itu? Ya Tuhan maafkan aku, Raffi aku harap kamu tidak menyanggupi keinginan ku itu , aku hanya terbawa emosi saja saat itu.
'Kalau kamu tidak mau berjuang untuk mempertahankan Rumah Tangga kita , biarkan aku berjuang sendirii'
Aku menetesman air mataku, Mami maafkan aku yang telah mengatakan CERAI kepada Raffi aku telah mengingkarii Janjiku padamu. Tapi aku yakin Raffi tidak akan melakukan itu. Aku bodoh! Kenapa aku bisa bicara seperti itu?? Aku istri durhaka.
"Hey sayang kamu belum tidur?" Suara itu berhasil menyeret kembali kesadaran ku. Suara itu aku hafal suara itu Raffi suami yang sangat aku Cintai. Sejak kapan dia ada disampingku?
"Kau kenapa? Kamu menangis? Ya tuhan, sayang kanu kenapa? Hey?" Raffi menangkul wajahku dengan tangan halusnya, kedua ibu jarinya menghapus air mataku. Aku menatap mata hitam legam nya, tatapan yang meneduhkan. Aku semakin merasa bersalah.
"Aku tidak papa" ucapku lirih. Tapi kenapa terdengar Ketus? Ya tuhan kenapa setiap kali aku menatap Mata hitam legam itu terbayang saat Raffi dan Tiara.... arghh apa kalian tanya aku cemburu? Jawabannya adalah YA . Kalau boleh aku Egois sekali saja aku ingin Raffi menjauhi Tiara, Tika dan wanita wanita yang menggodanya. Dia milikku daa selamanya akan menjadi milikku NAGITA PRISILLIA AL FAKHRIZI!!
"Yasudah biar ku bantu kau tidur cepat sudah larut malam katanya besok mau pulang" Raffi menarik selimut hingga menutupi tubuhku sampai sebatas Leher. Perhatian sekali suamiku ini. Maaf , Maaf kan aku sayang.
"Selamat malam" Raffi mengecup keningku lama dan dalam, aku menutup mataku saat merasakan Bibir tipis itu menempel sempurna di Keningku. Raffi pun kembali melangkah ke Sofa tiba tiba saja tanganku menahannya. Hingga dia membalikkan badannya menatapku.
"Kenapa?" Tanyanya. Bodoh! Bukannya aku sedang marah padanya? Tapi kenapa aku menahan tangannya? Jantung ku ada apa dengan jantungku aku bahkan tidak punya riwayat penyakit jantung tapi kenapa sekarang jantungku berpacu 2x lipat lebih cepat? Aku melepaskan tanganku dari lengannya. Aku tergagap , grogi daannn aku maluu.
"Makasih" ucapku seketus mungkin lalu menyembunyikan wajah meronaku di balik selimut, kudengar Raffi terkikik, ah betapa malunya aku?? Ku tajamkan pendengaranku saat langkah kaki Raffi mendekat kearahku bukan ke arah sofa. Dan ranjang ini sedikit bergerat aku yakin Raffi sedang naik ke ranjang ini. Aku merasakan Raffi ikut menarik selimut dan mendekap tubuhku dari belakang hingga punggungku menempel sempurna di dadanya. Lagi2 jantungku berbuat ulah.
"Kalau mau minta ditemenin tidur bilang aja, gak usah malu , sama suami sendirii" Raffi kau sudah melunturkan semua kemarahanku dengan sikap manismu itu. Aku tersenyum tipis. Raffi menarik bahuku untuk menghadapnya.
"Pipimu merona sayang , ahh imuttt" Raffi mencubit pipiku tanpa ampun.
"Aww" aku menangkis tangannya yang masih asih mencubit Pipiku. Ahhh dasar Pipi Bodoh kenapa harus merona seperti itu? bikiin malu.
"Maaf maaf udah tidur aku akan menemani mu saat nanti kau sudah tertidur aku akan pindah ke Sofa lagii, kau kan sedang menghukumku" aku menggeleng cepat saat mendengar perkataan lirih Raffi. Aku tidka mau Raffi tidur di Sofa aku hanya mau Raffi tidur disini menemaniku!
Aku memeluknya erat sambil menggelang dalam pelukann ku. Raffi langsung membals pelukanku erat. Hangat , nyaman , damai , wangi aroma yang selalu aku suka dari dia Musk. Sangat menenangkan.
"Tidur disini" ucapku tegas.
"Baiklah baiklah ternyata istri ku ini tidak mau aku tinggal tidur sendiri? Bahagianya aku bisa menemanimu tidur" aku memukul pelan punggungnya.
"Stop menggodaku atau kau akan tidur di Sofa!" Ancamku mempererat pelukanku padanya.
"Kau mengancamku tapi kau sendirii yang memelukku seerat ini sayang?" Aku menatapnya dan ahh kebodohan yang aku perbuat banyak sekali. Stupid Gigi! Aku reflex merenggangkan pelukanku
"ehh kenapa di lepas? Peluk aku yang erat dan aku juga akan memelukmu dan akan selalu menajagamu selamanya. Aku akan berhenti menggodamu sayang" aku tersenyum , Raffi menarim tubuhku agar lebih dekat dengannya dan mendekapku erat.
Kalau ini hanya mimpi tolong jangan biarkan aku bangun tuhan aku akan terus bertahan tidur agar aku tidka kehilangan moment seperti ini. Ehh Stupid Gigi ini nyata bukan Mimpi!
******
Raffi dia sebenarnya kenapa? Pagi2 sudah menghilang saat aku bangun aku menemukan Raffi sudha tidka ada disampingku bukankah semalam semalam kita tidur diranjang yang sama? Ahh lelaki itu buatku pusing katanya mau pulang ke jakarya tapi ini malah ngilang.
Aku memutuskan untuk mandi. Setelah selesai mandi aku memakai pakaianku dan memasukkan pakaian ku dan Raffi kedalam koper. Aku memakai drees pastel se lutut tanpa lengan dan merias wajahku dengan bedang agak sedikit tebal untuk menutupi bekas tamparan yang dilakukan oleh Tika. Wajahku sudah seperti Cabe cabean memakai bedak setebal ini. Aku tidak suka memakai make up setebal inii. Raffi dia banyak sekali pakaiaanya hingga tidak muat di Koper. Kita hanya membawa satu koper dan itu berukuran sedang. Ahh terserah lah mungkin akan aku tinggal beberapa baju kita di apartement ini.
Saat aku sedang asyik memasukkan pakaian nya ke koper aku berjengit kaget saat sepasang tangan kekar itu memeluk ku dari belakang.Raffi aku snagat hafal dengan aroma tubuhnya. Aku membalikkan badanku tersenyum padanya tapi sedetik kemudian senyumku luntur begitu saja saat aku melihat wanita yang sudah menampar ku ada dibelakang kami dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hey sayang kamu kenapa?" Raffi meraih wajahku dan aku segera menepis kasar tangannya. Mood yang tadinya Sedang bagus2 nya sekarang mood ku kembali drop!
"Jangan sentuh aku" aku kembali menyibukkan diriku dengan pakaian pakaian yang ada di depanku ini. Raffi kembali memelukku dan mencium bahu ku yang terekspose karena aku memang menggunakan dres tanpa lengan.
"Aku mau memberitahumu sesuatu dan bisakah kamu mengjentikan aktivitasmu dulu?" Aku menatapnya jengah
"Apa?" Tanyaku singkat. Menatap wanita itu dengan marah. Marah? Tidka aku tidka marah aku hanya kecewa saja. Dia terlihat sangat lugu namun sayang sifatnya tak selugu kelihatannya.Ck
"Hy good morning Couple fenomenal Romanyunan mulu kalian berdua. Kak sudha aku siapkan semuanya" aku terkekeh geli mendengar suara sepupu Raffi itu Chiko dia datang dengan Tunangannya Jane. Heboh sekali dia.
"Morning too hy Jane." Sapaku kepada Jane dan meninggalkan Raffi yang entah mau mengatakan apa. Aku langsung memeluk Jane.
"Are you okey Gi?" Tanya Jane aku mengangguk dan tersenyum
"I'm fine!"
"Kak sekarang" kulihat Chiko memberi kode mata pada Raffi , Raffi pun mengangguk dan berjalan kearah sofa dan meminta kami untuk duduk di sofa dan Chiko meletakkan laptop di meja. Aku mengernyit bingung. ada apa ini?
"Sayang sini" Raffi mengintupsi ku untuk duduk di sampingnya dan akupun menurutinya.
"Lihat" Raffi menunjuk kearah Laptop. Aku membelalakkan mata darimana Raffi mendapatkan video ini? Video dimana Tika yang Sedang menampar ku di Hotel malam itu?? Aku menatap Raffi , kulihat Rahangnya mengeras , matanya menyiratkan kemarahan dan menatap dingin kearah orang yang duduk di depan nya yang sedang gelisah.
"Ra..Raffi" panggilku lirih. Raffi tidak menatapku tatapannya masih terfokus pada wanita itu dan oh tuhan apa yang akan dia lakukan saat ini?
"Raffi aku..aku tidak papa em Ti..Tika kau bolh keluar" ucapku memeluk lengan Raffi mencoba untuk menenangkan nya.
"aku tidka menyuruhmu untuk mengusir dia dan kau akan lihat apa yang akan ku perbuat kepada orang yang telah berani beraninya melukai istriku." Ucapnya tajam. Semengerikan inikah jika ia sedang marah?
"Ffi. aku tidak papa lihat aku baik2 aja" aku menangkup wajahnya agar menatapku dan tatapan yang tadinya tajam , dingin sekarang sudha kembali melunak dan sangat meneduhkan.
"Kau jangan bohong aku tau wajahmu memar bukan? Karena di tampar oleh pramugari sialan ini. Semalam aku berusaha mengontrol amarah ku saat melihat wajahmu memar dan saat ini pagi ini aku akan meminta keputusanmu."
"Keputusan? Keputusan apa??"
"Pecat dia atau memaafkan dia" Aku menelan ludahku susah payah. Keputusan macam apa ini? Aku menatap Tika yang sedang duduk dengan gelisahnya keringat dingin bahkan sudha mulai mengucur didahi nya.
"Emm aku.. Ffi" aku merengek mencoba membujuk raffi agar dia tidak mendesakku. Tapi usahaku sia sia.
"Katakan keputusanmu hidupnya bergantung padamu" aku menghela nafas dalam. semoga keputusanku saat ini yang terbaik.
"Ak..aku memaafkan mu tapi kalau aku boleh minta emm aku aku mau kau tidak lagi flight bersama suamiku. Dan kau bisa memilih team lain. boleh?" Aku menatap Raffi dengan tatapan memohon. Bagaimanapun juga aku ini manusia tuhan saja maha pemaaf masa umatnya tidak. Aku hanya ingin dia pindaa team aku tidak mau menghentikan jalan rezeki orang. dengan dia pindah team dari team Raffi setidaknya membuat aku lebih tenang karena aku tau Tika menyukai suamiku. Raffi
"Huft. Baiklah aku terima keputusanmu sayang. dan kau kau boleh keluar dari team ku dan jangan pernah kau sakiti lagii istriku." Ucapnya garang. oh suamiku caramu menjagaku kejam sekali. tapii aku suka :)
"Te..terimakasih captain. miss maaf kan saya "
"Ya kau tak perlu minta maaf kita bisa jadi teman "ucapku membalas pelukan Tika.
"Sayang" panggil Raffi aku hanya mencibikkan bibirku saja.
"Saya permisi miss , captain " Tika pun keluar dari apartemen aku langsung memeluk Raffi Erat .
"Nah sekarang masalah kalian dengan tika suka selesai hanya urusan kalian dengan Tiara yang harus di selesaikan." Mendengar Chiko mengatakan tentang tiara aku langsung melepaskan pelukanku namun raffi menahan dan memelukku erat.
"Kita selesaikan honeymoon kita dulu" aku memukkul manja dadanya.
"Okelah kak gue pulang ya" pamit Chiko
"Silahkan pulang dan makasih bantuannya adikku" Raffi menepuk pelan bahu Chiko
"Jane nanti sore kita jalan2 ya " ucapku pada Jane ..
"Bukannya nanti kamu pulang ke jakarta?
"Tidam jadi kita masih ada 2 hari disini " sela Raffi dan ya mungkin kita akan menyelesaikan masalah kita dengan tiara. jujur aku bimbang dan sangat muak jika harus bertemu dengan tiara bukan nya apa aku hanya takut jika raffi jatuh lagi kedalam pelukan tiara. karena yang kudengar cerita dari mami bertahun tahun Raffi menjomblo karena ditinggalkan tiara. semoga itu tidka terjadi . raffi milikku dan selamanya akan jadi milikku.SELAMANYA!
*****

3 komentar: